Jangan Jadi Turis di Tanah Sendiri

Maumere, Ekorantt.com – Konser grup band Superman is Dead (SID) yang digelar di Gelora Samador, Maumere, Sabtu, 23 Februari 2019, berlangsung apik serentak suguhkan sejumput pesan mahadalam.

Ribuan penonton, kebanyakan anak muda, larut dalam tembang-tembang bergenre punk rock dari ketiga personel, Bobby Kool (gitaris sekaligus vokalis); Eka Rock (basis); dan Jerinx (drummer).

Konser bertajuk “Unity Pitstop” itu dimulai pukul 6 sore dan diawali dengan penampilan band-band lokal, seperti Anak Cabang, Flourescent, Claviturra dan Materi band.

Sementara SID sendiri sebagai guest star tampil sekitar pukul 10 malam.

Lagu pertama yang SID bawakan berjudul “Puisi Cinta Para Perompak” dan kemudian disusul dengan sejumlah lagu andalan, seperti “Sunset di Tanah Anarki”, “Bukan Pahlawan”, “Kuat Kita Bersinar”, dan “Kuta Rock City”.

iklan

Dengan sokongan tata lampu yang megah, penampilan pembuka band yang berasal dari Bali ini sukses memacu daya semangat para penggemar.

Para “Outsiders” dan “Lady Rose”, julukan bagi fans laki-laki dan perempuan band ini, segera berjingkrak-jingkrak seperti melampiaskan penantian yang terpendam semenjak mulai acara.

Apalagi nuansa keakraban pun langsung terbangun ketika mereka disapa oleh vokalis Bobby Kool. “Apa kabar Maumere? Apa kabar Outsiders dan Lady Rose di sini?”

Namun, malam itu bukanlah sekadar nyanyi-nyanyi dan goyang semata. Ada pesan menarik yang disampaikan oleh para personel SID.

Ini berkaitan dengan bagaimana menjaga keutuhan alam dan mengubah paradigma berpikir terhadap anak-anak yang dipandang nakal dalam lingkup pergaulan sosial.

Tatkala menjalin komunikasi dengan para penggemar, mereka sempat menceritakan pengalaman memancing ikan di laut Flores, tepatnya di perairan Wuring.

Mereka katakan bahwa ikannya segar-segar dan alam lautnya masih begitu alamiah.

Mereka kemudian berpesan  agar hal tersebut haruslah dijaga sehingga masyarakat bisa menjadi tuan di tanah sendiri.

“Kalian jangan jadi turis di tanah sendiri. Jangan biarkan alam kalian direbut oleh para investor yang punya banyak kepentingan,” demikianlah petuah yang tersampaikan.

Ini tentu masuk akal. SID sendiri merupakan band yang mati-matian menolak reklamasi teluk Benoa di Bali karena berdampak buruk bagi lingkungan dan manusianya.

Penolakan mereka tak hanya tersaji lewat musik, tetapi juga keterlibatan langsung dalam demo-demo, terutama yang digawangi langsung oleh Jerinx, sang drummer.

Bagi mereka, Bali terkenal bukan hanya karena hotel, resort, villa atau bangunan mewahnya, melainkan karena alam, seni budaya dan aspek sosial manusianya.

Semangat inilah yang hendak juga disuntikan ke masyarakat kota Maumere ihwal menjaga kelestarian alam lingkungan.

Pesan lainnya disampaikan khusus oleh Jerinx sebelum menyanyikan lagu “Lady Rose”, yakni soal pandangan masyarakat terhadap anak-anak nakal.

Mengenai ini, Jerinx bertanya khusus kepada para Lady Rose yang hadir dalam kesempatan itu.

“Para Lady Rose di sini, apakah kalian punya pacar yang nakal-nakal? Ya, kalau nakal tidak apa-apa, intinya jangan sampai main fisik dan kekerasan.

Biasanya, perubahan sosial itu datang dari orang yang nakal,” demikian pungkas dia yang langsung disambut tepuk tangan para penonton, terutama kaum adam.

Konser malam itu akhirnya ditutup dengan lagu “Jika Kami Bersama”.

Sampai selesai konser, suasana berjalan aman dan kondusif. Para penonton merasa puas dan senang sebab bisa menyaksikan band itu secara langsung.

Salah satunya diakui Vina, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Maumere. Vina datang menonton tanpa didampingi pacarnya karena mereka sedang dirundung masalah.

Namun, setelah mendapat suguhan lagu-lagu yang sesuai dengan irama hatinya, kegalauannya jadi terobati.

“Semoga setelah ini, saya bisa berefleksi dan rujuk kembali dengan pacar,” tuturnya tanpa memberitahu apa penyebab kerenggangan masalah mereka.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA