Ekorantt.com
  • Gerak
    • All
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Peristiwa
    • Politik
    Kader PDI Perjuangan Manggarai Lakukan Bakti Bersihkan Lingkungan di Cancar

    Kader PDI Perjuangan Manggarai Lakukan Bakti Bersihkan Lingkungan di Cancar

    Pembangunan Terminal Bandara Ende Senilai Rp85 Miliar Telah Rampung

    Pembangunan Terminal Bandara Ende Senilai Rp85 Miliar Telah Rampung

    Pemegang Saham Diminta Sertakan Modal Inti Bank NTT

    Pemegang Saham Diminta Sertakan Modal Inti Bank NTT

    39 Ekor Babi Bantuan Pemerintah Pusat di Ende Mati

    39 Ekor Babi Bantuan Pemerintah Pusat di Ende Mati

    Balai Karantina Klaim Babi Bantuan Kementan Sudah Memenuhi Syarat

    Balai Karantina Klaim Babi Bantuan Kementan Sudah Memenuhi Syarat

    Lantik 618 Anggota PPS, Ketua KPUD Ngada: Mereka Menjadi Tokoh Demokrasi di Desa

    Lantik 618 Anggota PPS, Ketua KPUD Ngada: Mereka Menjadi Tokoh Demokrasi di Desa

    Karantina Pertanian Ende Perketat Pengawasan Cegah Penyebaran HPHK dan OPTK

    Karantina Pertanian Ende Perketat Pengawasan Cegah Penyebaran HPHK dan OPTK

    DPRD NTT Minta PT Flobamor Segera Salurkan Beras ASN

    DPRD NTT Dukung Jaksa Usut Kasus Korupsi di Bank NTT

    DPRD NTT Minta PT Flobamor Segera Salurkan Beras ASN

    DPRD NTT Minta PT Flobamor Segera Salurkan Beras ASN

    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
  • Jejak
    • All
    • Budaya
    • Mo'ang Bura
    • Pariwisata
    Pesona Air Terjun Muru Keba dan Kawah Air Panas di Kaki Gunung Kelimutu

    Pesona Air Terjun Muru Keba dan Kawah Air Panas di Kaki Gunung Kelimutu

    Pemkab Nagekeo Percantik Wisata Kota Jogo dengan Menanam 200 Pohon Tabebuya

    Pemkab Nagekeo Percantik Wisata Kota Jogo dengan Menanam 200 Pohon Tabebuya

    Wabup Nagekeo Berharap Outcome dari Pelatihan Pemandu Ekowisata

    Wabup Nagekeo Berharap Outcome dari Pelatihan Pemandu Ekowisata

    840 Peserta Pelatihan Pemandu Wisata Didorong sebagai Penggerak Pariwisata di Nagekeo

    840 Peserta Pelatihan Pemandu Wisata Didorong sebagai Penggerak Pariwisata di Nagekeo

    Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Sikka Mulai Meningkat

    Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Sikka Mulai Meningkat

    Mengenal Flora dan Fauna Langka di Taman Nasional Kelimutu

    Mengenal Flora dan Fauna Langka di Taman Nasional Kelimutu

    Menikmati Air Panas Sehabis Pasang Surut di Nurabelen, Desa Nurri

    Menikmati Air Panas Sehabis Pasang Surut di Nurabelen, Desa Nurri

    Melirik Persawahan Laba-laba Lingko Ratung di Manggarai

    Melirik Persawahan Laba-laba Lingko Ratung di Manggarai

    Tampak Asri dan Instagramable, Inilah Pesona Wisata Air Terjun Watumite di Ende

    Tampak Asri dan Instagramable, Inilah Pesona Wisata Air Terjun Watumite di Ende

    • Pariwisata
    • Budaya
    • Inspirasi
  • Lacak
    • All
    • Gagasan
    • Jurnalisme Warga
    • Tajuk
    PT Telkomsel Siap Dukung Kebijakan Pendidikan Smansa Larantuka

    PT Telkomsel Siap Dukung Kebijakan Pendidikan Smansa Larantuka

    Ekonomi Rakyat, Ekonomi Besar

    Gerakan Credit Union dan Pesan Kemanusiaan

    Jalan Panggilan Guru Bangsa

    Jalan Panggilan Guru Bangsa

    Kelompok Rentan Menuju Bilik Suara

    Kelompok Rentan Menuju Bilik Suara

    Sepak Bola untuk Hidup

    Sepak Bola untuk Hidup

    Milenial Sikka versus Golput

    Milenial Sikka versus Golput

    Pena Inklusi Gandeng Bawaslu Sikka Bahas Pengawasan Pemilu Partisipatif

    Pena Inklusi Gandeng Bawaslu Sikka Bahas Pengawasan Pemilu Partisipatif

    Apresiasi Sastra di Era Digital

    Apresiasi Sastra di Era Digital

    Narasi tentang Guru

    Narasi tentang Guru

    • Gagasan
    • Tajuk
    • Jurnalisme Warga
  • Kocak
    • All
    • Inspirasi
    • Komunitas
    • Rakat
    Uskup Ewal Tegaskan Hamba Tuhan Harus Siap Melayani

    Uskup Ewal Tegaskan Hamba Tuhan Harus Siap Melayani

    Pastor Paskalis Minta Orang Muda Berbakti kepada Orang Tua

    Pastor Paskalis Minta Orang Muda Berbakti kepada Orang Tua

    Kuan Kefa Maumere Berbagi Sukacita Natal untuk Anak-Anak Panti Alma

    Kuan Kefa Maumere Berbagi Sukacita Natal untuk Anak-Anak Panti Alma

    Usaha Warung Makan Milik Frans Samong Bertahan di Tengah Pandemi Berkat Obor Mas

    Usaha Warung Makan Milik Frans Samong Bertahan di Tengah Pandemi Berkat Obor Mas

    25 Tahun Nara Rendo VG Ramaikan Industri Musik Nian Sikka

    25 Tahun Nara Rendo VG Ramaikan Industri Musik Nian Sikka

    Fajar Sikka Gandeng Jurnalis Bahas Keragaman Gender dan Seksualitas

    Fajar Sikka Gandeng Jurnalis Bahas Keragaman Gender dan Seksualitas

    250 PNS Pemprov NTT Dianugerahi Penghargaan Satya Lencana Karya Satya

    250 PNS Pemprov NTT Dianugerahi Penghargaan Satya Lencana Karya Satya

    Komisi Informasi NTT Berikan Predikat Informatif kepada Bawaslu Manggarai

    Komisi Informasi NTT Berikan Predikat Informatif kepada Bawaslu Manggarai

    Dandim 1603/Sikka Bantu Warga Desa Ipir-Bola Mengakses Air Bersih

    Dandim 1603/Sikka Bantu Warga Desa Ipir-Bola Mengakses Air Bersih

    • Ekonomi
    • Komunitas
    • Koperasi
    • Mo’ang Bura
    • Rakat
  • Sentak
    • All
    • iDesa
    • Kesehatan
    • Koperasi
    • Lingkungan Hidup
    • Olahraga
    • Pendidikan
    Wabup Romanus Ingatkan Pengelola Bahtera Sejahtera Tujuh Dosa yang Bikin Credit Union Mati

    Wabup Romanus Ingatkan Pengelola Bahtera Sejahtera Tujuh Dosa yang Bikin Credit Union Mati

    Kemendikbudristek Izinkan Pembukaan Prodi PPG Unika St. Paulus Ruteng

    Sanggar Tari Sigosiang SMP Seminari Sta Maria BSB Maumere Ukir Prestasi untuk Sikka

    Sanggar Tari Sigosiang SMP Seminari Sta Maria BSB Maumere Ukir Prestasi untuk Sikka

    Kopdit Pintu Air Cabang Dompu Bawa Misi Melawan Rentenir

    Kopdit Pintu Air Cabang Dompu Bawa Misi Melawan Rentenir

    Kopdit Pintu Air KCP Yogyakarta Targetkan Naik Status Jadi Cabang

    Kopdit Pintu Air KCP Yogyakarta Targetkan Naik Status Jadi Cabang

    Warga Naikoten Gelar Lomba Lato-Lato untuk Lepaskan Anak dari Ketergantungan Gadget

    Warga Naikoten Gelar Lomba Lato-Lato untuk Lepaskan Anak dari Ketergantungan Gadget

    Politeknik Boawae Gelar Kuliah Umum Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan

    Politeknik Boawae Gelar Kuliah Umum Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan

    Aktualisasi Budaya Sekolah, Peserta Didik SMPN Nangahale Pungut Sampah

    Aktualisasi Budaya Sekolah, Peserta Didik SMPN Nangahale Pungut Sampah

    39 Sekolah di Manggarai Mulai Jalankan Program BOKS Wahana Visi Indonesia

    39 Sekolah di Manggarai Mulai Jalankan Program BOKS Wahana Visi Indonesia

    • iDesa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Lingkungan Hidup
Minggu, 29 Januari 2023
No Result
View All Result
  • Gerak
    • All
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Peristiwa
    • Politik
    Kader PDI Perjuangan Manggarai Lakukan Bakti Bersihkan Lingkungan di Cancar

    Kader PDI Perjuangan Manggarai Lakukan Bakti Bersihkan Lingkungan di Cancar

    Pembangunan Terminal Bandara Ende Senilai Rp85 Miliar Telah Rampung

    Pembangunan Terminal Bandara Ende Senilai Rp85 Miliar Telah Rampung

    Pemegang Saham Diminta Sertakan Modal Inti Bank NTT

    Pemegang Saham Diminta Sertakan Modal Inti Bank NTT

    39 Ekor Babi Bantuan Pemerintah Pusat di Ende Mati

    39 Ekor Babi Bantuan Pemerintah Pusat di Ende Mati

    Balai Karantina Klaim Babi Bantuan Kementan Sudah Memenuhi Syarat

    Balai Karantina Klaim Babi Bantuan Kementan Sudah Memenuhi Syarat

    Lantik 618 Anggota PPS, Ketua KPUD Ngada: Mereka Menjadi Tokoh Demokrasi di Desa

    Lantik 618 Anggota PPS, Ketua KPUD Ngada: Mereka Menjadi Tokoh Demokrasi di Desa

    Karantina Pertanian Ende Perketat Pengawasan Cegah Penyebaran HPHK dan OPTK

    Karantina Pertanian Ende Perketat Pengawasan Cegah Penyebaran HPHK dan OPTK

    DPRD NTT Minta PT Flobamor Segera Salurkan Beras ASN

    DPRD NTT Dukung Jaksa Usut Kasus Korupsi di Bank NTT

    DPRD NTT Minta PT Flobamor Segera Salurkan Beras ASN

    DPRD NTT Minta PT Flobamor Segera Salurkan Beras ASN

    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
  • Jejak
    • All
    • Budaya
    • Mo'ang Bura
    • Pariwisata
    Pesona Air Terjun Muru Keba dan Kawah Air Panas di Kaki Gunung Kelimutu

    Pesona Air Terjun Muru Keba dan Kawah Air Panas di Kaki Gunung Kelimutu

    Pemkab Nagekeo Percantik Wisata Kota Jogo dengan Menanam 200 Pohon Tabebuya

    Pemkab Nagekeo Percantik Wisata Kota Jogo dengan Menanam 200 Pohon Tabebuya

    Wabup Nagekeo Berharap Outcome dari Pelatihan Pemandu Ekowisata

    Wabup Nagekeo Berharap Outcome dari Pelatihan Pemandu Ekowisata

    840 Peserta Pelatihan Pemandu Wisata Didorong sebagai Penggerak Pariwisata di Nagekeo

    840 Peserta Pelatihan Pemandu Wisata Didorong sebagai Penggerak Pariwisata di Nagekeo

    Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Sikka Mulai Meningkat

    Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Sikka Mulai Meningkat

    Mengenal Flora dan Fauna Langka di Taman Nasional Kelimutu

    Mengenal Flora dan Fauna Langka di Taman Nasional Kelimutu

    Menikmati Air Panas Sehabis Pasang Surut di Nurabelen, Desa Nurri

    Menikmati Air Panas Sehabis Pasang Surut di Nurabelen, Desa Nurri

    Melirik Persawahan Laba-laba Lingko Ratung di Manggarai

    Melirik Persawahan Laba-laba Lingko Ratung di Manggarai

    Tampak Asri dan Instagramable, Inilah Pesona Wisata Air Terjun Watumite di Ende

    Tampak Asri dan Instagramable, Inilah Pesona Wisata Air Terjun Watumite di Ende

    • Pariwisata
    • Budaya
    • Inspirasi
  • Lacak
    • All
    • Gagasan
    • Jurnalisme Warga
    • Tajuk
    PT Telkomsel Siap Dukung Kebijakan Pendidikan Smansa Larantuka

    PT Telkomsel Siap Dukung Kebijakan Pendidikan Smansa Larantuka

    Ekonomi Rakyat, Ekonomi Besar

    Gerakan Credit Union dan Pesan Kemanusiaan

    Jalan Panggilan Guru Bangsa

    Jalan Panggilan Guru Bangsa

    Kelompok Rentan Menuju Bilik Suara

    Kelompok Rentan Menuju Bilik Suara

    Sepak Bola untuk Hidup

    Sepak Bola untuk Hidup

    Milenial Sikka versus Golput

    Milenial Sikka versus Golput

    Pena Inklusi Gandeng Bawaslu Sikka Bahas Pengawasan Pemilu Partisipatif

    Pena Inklusi Gandeng Bawaslu Sikka Bahas Pengawasan Pemilu Partisipatif

    Apresiasi Sastra di Era Digital

    Apresiasi Sastra di Era Digital

    Narasi tentang Guru

    Narasi tentang Guru

    • Gagasan
    • Tajuk
    • Jurnalisme Warga
  • Kocak
    • All
    • Inspirasi
    • Komunitas
    • Rakat
    Uskup Ewal Tegaskan Hamba Tuhan Harus Siap Melayani

    Uskup Ewal Tegaskan Hamba Tuhan Harus Siap Melayani

    Pastor Paskalis Minta Orang Muda Berbakti kepada Orang Tua

    Pastor Paskalis Minta Orang Muda Berbakti kepada Orang Tua

    Kuan Kefa Maumere Berbagi Sukacita Natal untuk Anak-Anak Panti Alma

    Kuan Kefa Maumere Berbagi Sukacita Natal untuk Anak-Anak Panti Alma

    Usaha Warung Makan Milik Frans Samong Bertahan di Tengah Pandemi Berkat Obor Mas

    Usaha Warung Makan Milik Frans Samong Bertahan di Tengah Pandemi Berkat Obor Mas

    25 Tahun Nara Rendo VG Ramaikan Industri Musik Nian Sikka

    25 Tahun Nara Rendo VG Ramaikan Industri Musik Nian Sikka

    Fajar Sikka Gandeng Jurnalis Bahas Keragaman Gender dan Seksualitas

    Fajar Sikka Gandeng Jurnalis Bahas Keragaman Gender dan Seksualitas

    250 PNS Pemprov NTT Dianugerahi Penghargaan Satya Lencana Karya Satya

    250 PNS Pemprov NTT Dianugerahi Penghargaan Satya Lencana Karya Satya

    Komisi Informasi NTT Berikan Predikat Informatif kepada Bawaslu Manggarai

    Komisi Informasi NTT Berikan Predikat Informatif kepada Bawaslu Manggarai

    Dandim 1603/Sikka Bantu Warga Desa Ipir-Bola Mengakses Air Bersih

    Dandim 1603/Sikka Bantu Warga Desa Ipir-Bola Mengakses Air Bersih

    • Ekonomi
    • Komunitas
    • Koperasi
    • Mo’ang Bura
    • Rakat
  • Sentak
    • All
    • iDesa
    • Kesehatan
    • Koperasi
    • Lingkungan Hidup
    • Olahraga
    • Pendidikan
    Wabup Romanus Ingatkan Pengelola Bahtera Sejahtera Tujuh Dosa yang Bikin Credit Union Mati

    Wabup Romanus Ingatkan Pengelola Bahtera Sejahtera Tujuh Dosa yang Bikin Credit Union Mati

    Kemendikbudristek Izinkan Pembukaan Prodi PPG Unika St. Paulus Ruteng

    Sanggar Tari Sigosiang SMP Seminari Sta Maria BSB Maumere Ukir Prestasi untuk Sikka

    Sanggar Tari Sigosiang SMP Seminari Sta Maria BSB Maumere Ukir Prestasi untuk Sikka

    Kopdit Pintu Air Cabang Dompu Bawa Misi Melawan Rentenir

    Kopdit Pintu Air Cabang Dompu Bawa Misi Melawan Rentenir

    Kopdit Pintu Air KCP Yogyakarta Targetkan Naik Status Jadi Cabang

    Kopdit Pintu Air KCP Yogyakarta Targetkan Naik Status Jadi Cabang

    Warga Naikoten Gelar Lomba Lato-Lato untuk Lepaskan Anak dari Ketergantungan Gadget

    Warga Naikoten Gelar Lomba Lato-Lato untuk Lepaskan Anak dari Ketergantungan Gadget

    Politeknik Boawae Gelar Kuliah Umum Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan

    Politeknik Boawae Gelar Kuliah Umum Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan

    Aktualisasi Budaya Sekolah, Peserta Didik SMPN Nangahale Pungut Sampah

    Aktualisasi Budaya Sekolah, Peserta Didik SMPN Nangahale Pungut Sampah

    39 Sekolah di Manggarai Mulai Jalankan Program BOKS Wahana Visi Indonesia

    39 Sekolah di Manggarai Mulai Jalankan Program BOKS Wahana Visi Indonesia

    • iDesa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Lingkungan Hidup
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
Home Fokus

Perubahan Iklim Mengancam Tanaman Kakao Petani di Flotim dan Kerja Penggerak Lokal untuk Adaptasi

Petani di Flotim kini tak lagi mengandalkan kakao untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sekelompok anak muda bergerak meningkatkan kesadaran serta adaptasi terhadap perubahan iklim

Hengky Ola Sura by Hengky Ola Sura
4 Januari 2023
in Fokus, Headline
0
Perubahan Iklim Mengancam Tanaman Kakao Petani di Flotim dan Kerja Penggerak Lokal untuk Adaptasi

Petrus Kia Tolok, petani kakao saat menjemur kakao yang terserang hama helopelthis. Menurtunya biji kakao yang terserang hama helopelthis bijinya kecil, rusak dan warnanya kehitaman (Foto: hos)

Share on FacebookShare on Twitter
BAGIKAN

Larantuka, Ekorantt.com – Wajah perempuan berusia 72 tahun itu tersenyum getir. Namanya Yuliana Wadan Leba. Bersama sesama petani kakao, ada Petrus Pedo Corebima (68) dan Karolus Karang (65) kami mengitari kebun kakao milik Bapak Nyo, sapaan karib dari Petrus Pedo Corebima pada Jumat siang, 30 September 2022. Luas kebun kakao milik Bapak Nyo mencapai 1 ha.

Saat itu langit di atas lembah Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur, tampak gelap. Mendung pekat pertanda sebentar lagi hujan. Sesi wawancara kami lanjutkan di rumah Bapak Nyo.

Ketika berada di samping buah kakao yang terserang hama helopelthis dan penggerek buah, Yuliana mengisahkan pengalamannya sebagai perempuan kepala keluarga dan petani kakao. Ia mengaku kebun kakaonya yang luasnya sekitar ¼ ha pun bernasib sama seperti yang ada di kebun Bapak Nyo.

“Alam sudah tidak bersahabat lagi dengan kami. Lihat tadi buah kakao di kebun penuh dengan helopelthis,” kata Yuliana.

Helopelthis adalah hama pengisap buah kakao. Yuono, pemerhati dan peneliti kakao dalam artikelnya berjudul Pengendalian Hama Penghisap Buah Kakao (2015) menyebutkan, serangan hama ini dapat menurunkan produktivitas buah hingga 50-60 %.

BacaJuga

Kekhawatiran Pemilik Warung dan Peternak Babi di Sikka Saat Demam Babi Afrika Datang Lagi

KSU Plea Puli: Koperasi Sektor Riil yang Fokus Memberdayakan Petani Kakao di Sikka

Geledah Kantor Pusat Bank NTT, Sejumlah Dokumen Disita Jaksa

Lagi, Polisi Tangkap Tangan Pelaku Pencuri BBM Subsidi di Jalan Trans Ende-Bajawa

Menurut Sacita dan Naim, dalam Jurnal Perbal Volume 9 Nomor 3 tentang tingkat serangan hama helopelthis dan penggerek buah (2021), hama utama tanaman kakao di Indonesia antara lain penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) dan kepik pengisap buah (Helopelthis spp.) dan dapat menyebabkan kerugian besar pada tanaman kakao.

Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah stadium larva yang menyerang buah kakao mulai berukuran 3 cm sampai menjelang masak. Ulat merusak dengan cara menggerek buah, makan kulit buah, daging buah dan membuat saluran ke biji, sehingga biji saling melekat, berwarna kehitaman, sulit dipisahkan dan berukuran lebih kecil.

Serangan pada buah ditandai dengan memudarnya warna kulit buah, muncul warna belang hijau kuning atau merah jingga. Apabila buah diguncang tidak berbunyi. Apabila buah dibelah, terlihat biji yang berwarna hitam dan melekat satu sama lain.

Sedangkan helopelthis menyerang pucuk tanaman kakao dan buah muda dengan cara menusukkan alat mulutnya ke dalam jaringan kemudian mengisap cairan di dalamnya. Bersamaan dengan tusukan tersebut, kepik mengeluarkan cairan beracun yang dapat mematikan jaringan tanaman di sekitar tusukan.

Serangan pada buah tua ditandai dengan munculnya bercak-bercak cekung yang berwarna coklat muda yang lama kelamaan berubah menjadi kehitaman. Serangan berat pada buah muda akan menyebabkan permukaan kulit menjadi retak dan terjadi perubahan bentuk sehingga menghambat perkembangan biji.

Hama ini menurut penuturan Yuliana mulai masuk ke Hokeng sekitar tahun 2011 dan berlangsung hingga kini.

Pada tahun 1998, Yuliana, Bapak Nyo dan Karolus belajar dan menjadi kader tani kakao dampingan Yayasan Ayu Tani Mandiri, sebuah LSM lokal di kabupaten Flotim. Ilmu yang didapatkan jadi modal utama mereka membentuk kelompok tani kakao dengan nama Tobe Laga pada tahun 2000.

Dari tahun 2000 sampai 2010 panen biji kakao melimpah. Tahun-tahun itu menurut Bapak Nyo dan Karolus warga di Desa Hokeng Jaya dan desa-desa di kecamatan Wulanggitang dapat membangun rumah dan membiayai pendidikan anak-anak. Luas area pengembangan kakao di kecamatan Wulanggitang mencapai 1.222 ha dari total 5.155 ha di kabupaten Flotim.

Data luasan total ini sebenarnya adalah peralihan dari area pertanian yang sebelumnya adalah tanaman pangan berupa padi, jagung, ubi, pisang dan kacang-kacangan yang jadi pemasok pangan bagi warga.

Kecamatan Wulanggitang lumayan lebih subur dibandingkan kecamatan lainnya di kabupaten Flores Timur. Tingkat kesuburan yang lebih inilah membuat warga yang pada tahun-tahun sebelumnya, awalnya menyisihkan ¼ ha lahannya yang ditanam pangan seperti padi dan jagung, untuk ditanami kakao. Namun pada akhirnya seluruh tanaman pangan mereka tergantikan oleh kakao.

Kini setahun belakangan Yuliana pun terpaksa kembali bertani menanami lahan di kampung kelahirannya, Desa Riang Baring, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur dengan padi dan jagung. Jarak tempuh dari Desa Hokeng Jaya ke Riang Baring kurang lebih 35 km.

“Saya memang harus tanam padi ladang dan jagung karena tidak bisa lagi andalkan uang dari timbang biji kakao untuk beli beras,” cerita Yuliana.

Buah kakao yang terserang hama helopelthis (Foto: hos)

Tak paham soal perubahan iklim

Bapak Nyo dan Karolus mengaku awalnya tidak paham soal perubahan iklim.

“Waktu buah dan biji kakao rusak, kami dengar Pak Thomas dari Ayu Tani bilang ini dampak dari perubahan iklim,” ujar Karolus.

Berkaitan dengan serangan hama kakao, Direktur Ayu Tani Mandiri, Thomas Uran bilang, salah satu faktor serangan hama ini adalah karena musim hujan dan kemarau yang sudah tidak menentu setiap tahunnya.

Senada, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Flotim, Densi Kleden menjelaskan bahwa serangan hama ini terjadi merata di Kabupaten Flotim.

Menurutnya, dua faktor utama terjadinya serangan hama yakni karena perubahan iklim dan buruknya sanitasi di kebun petani.

“Semua tanaman komoditi ditanam secara bersamaan di lahan yang sama. Lalu yang kedua soal perubahan iklim. Musim hujan sekarang ini sulit diramal. Kadang lebih cepat kadang telat,” ujar Kadis Densi.

Nila Wardani, peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dalam makalahnya tentang perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap serangan hama (2016) mengemukakan, perubahan iklim berkontribusi pada ledakan populasi serangga hama tertentu atau terjadinya kepunahan suatu serangga hama.

Menurut penelitian tersebut, iklim secara langsung mempengaruhi bio ekologi dari serangga hama seperti perubahan iklim yang drastis akan menyebabkan terganggunya proses perkembangbiakan serangga (menurunkan atau meningkatkan).

Memasuki tahun 2011, buah kakao mulai mengalami penurunan. Namun hama penggerek buah dan helopelthis yang mulai menyerang masih dianggap sebagai kondisi yang biasa saja.

Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang. Hasil panen pun terus menurun.

“Kalau dulu kami panen seminggu bisa mencapai 20-30 kg, maka saat ini paling 5-7 kg setiap minggu. Sudah begitu biji kakaonya pun tidak mulus, banyak yang rusak,” kata Bapak Nyo.

Bapak Nyo menuturkan, hingga September 2022 panen biji kakao dari lahannya saja belum mencapai 100 kg. Ia pun berharap pihak Pemkab Flotim agar menaruh perhatian lebih terhadap nasib para petani kakao.

Gabriel Molik Tolok, staf pegawai pada kantor desa Hokeng Jaya mengatakan, pihaknya masih mendata kembali produksi biji kakao dan belum punya data yang valid terkait jumlah panen biji kakao.

“Saya khawatir tanaman kakao di sini (Hokeng) suatu waktu bisa punah karena ancaman perubahan iklim,” keluh Bapak Nyo.

Sementara itu, Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa Maumere Yovita Yasintha Bolly menjelaskan, serangan hama penggerek buah dan helopelthis yang merusak kakao di Kecamatan Wulanggitang, lebih karena intensitas curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan beberapa titik wilayah di kabupaten paling timur pulau Flores itu.

“Untuk kasus yang ada di Wulanggitang, Hokeng, menurut saya intensitas curah hujan tentu paling berpengaruh terhadap serangan penggerek buah kakao helopeltis. Jenis hama ini menyukai kondisi lingkungan yang tidak ada cahaya matahari, sehingga pada musim hujan intensitas radiasi matahari rendah dan serangan hama semakin tinggi,” terang Yovita.

Yovita menambahkan, bukan berarti bahwa pada musim kemarau tidak ada serangan, biasanya pada musim kemarau hama ini akan menyerang tanaman pada pagi dan sore, dan ketika siang hari hama ini akan bersembunyi di bagian tanaman yang gelap seperti sela-sela atau bagian daun yang menghadap ke bawah. Sehingga, pemangkasan pada tanaman kakao perlu dilakukan baik pada musim hujan maupun musim kemarau.

Data jumlah hari hujan yang dirilis oleh BMKG Kabupaten Flotim dan dipublikasikan oleh BPS Flotim menyebutkan, jumlah hari hujan di Wulanggitang pada tahun 2000-an sampai dengan 2010 berkisar di angka 78 hari, sementara dari tahun 2011 sampai dengan 2021 berkisar diantara 115 hari sampai dengan 181 hari setiap tahunnya.

Yuliana Wadan Leba (72), perempuan kepala keluarga-petani kakao dari Desa Hokeng Jaya
ketika menjelaskan tentang hama helopelthis dan penggerek buah yang menyerang tanaman kakao
milik warga. (Foto: hos)

Informasi tentang perubahan iklim masih terbatas

Pemahaman tentang dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap produksi biji kakao ternyata belum banyak diketahui petani kakao di Flotim. Petani kakao seperti Yustinus Kia (44), Robertus Bala (29), Paulina Mongan (67), Yasinta Udo (58) bahkan sama sekali tak pernah tahu bahwa serangan hama penggerak buah dan helopelstis meningkat karena faktor perubahan iklim.

“Kami pasrah saja dengan keadaan saat ini,” ujar Yustinus Kia.

Menurut Thomas pada tingkat individu dan juga kelompok warga, kesadaran dan pemahaman tentang masalah pada tanaman karena faktor perubahan iklim memang belum diketahui secara baik.

“Di Flotim dan NTT saya kira semua tanaman kakao warga kena helopelthis dan penggerek buah,” beber Thomas.

Thomas menjelaskan komunikasi informasi perubahan iklim masih sangat terbatas dibagikan kepada petani. Upaya penguatan kapasitas petani dan kelompok oleh pemerintah sejauh ini masih terfokus pada aspek teknis budidaya.

Kapasitas petani maupun kelembagaannya, terutama pada aspek influencing dan advokasi, masih perlu dikuatkan. Pemkab Flotim dan NGO harus memberikan pemahaman kepada para petani agar mampu beradaptasi lebih baik dengan perubahan iklim.

Sebagai pegiat NGO lokal yang telah mendampingi petani sejak tahun 1990-an Thomas mengakui petani yang paling terdampak perubahan iklim adalah petani komoditi termasuk petani kakao.

Begitu juga dengan dampak ekonomi ketika pandemi Covid-19 mulai masuk ke tanah air pada Maret 2020. Pembatasan kegiatan menyebabkan tidak adanya pengepul yang masuk untuk timbang biji kakao dan larangan aktivitas ke luar wilayah desa untuk membawa biji kakao untuk dijual.

Sejumlah Penggerak Lokal/Local Champion saat kegiatan Festival Pangan Baik di Kupang, ibu
kota Provinsi NTT pada 18 November 2022 (Foto: Shindy Soge)

Suara anak muda dalam kampanye perubahan iklim

Berhadapan dengan kondisi ini pada Desember 2021 Thomas dan jejaring pegiat NGO yang fokus bekerja pada isu lingkungan hidup dan pangan menggandeng anak muda untuk kampanye bersama mendorong aksi untuk perubahan iklim.

“Kami berpikir mesti ada satu langkah bersama yang melibatkan anak muda dari tiap desa. Mereka akan aktif mulai dari level paling bawah RT, dusun, desa bahkan sampai level kabupaten untuk omong soal perubahan iklim,” jelas Thomas.

Sudah ada 20 anak muda di kecamatan Wulanggitang yang bergabung untuk aksi bersama kampanye tentang dampak perubahan iklim. Mereka menyebut kelompoknya sebagai penggerak lokal/local champions (LC). Profesi mereka pun bervariasi. Ada yang guru honorer, kader posyandu, dan petani.

Peran para penggerak lokal ini pun ditunjukkan dengan keterlibatan aktif mulai dari tingkat RT, RW, desa dan tingkat kabupaten untuk memberikan masukan terkait arah kebijakan di Flotim yang wajib memasukkan isu perubahan iklim dalam rencana pembangunan daerah.

“Tidak hanya kakao seperti yang kita lihat di kebun tadi tapi juga jambu mete juga rusak bijinya,” ujar Shidy Soge (30), penggerak lokal dari Desa Hewa, dari kecamatan Wulanggitang.

Shindy dan kawan-kawannya pun telah menginisiasi beberapa kegiatan dan praktik baik dengan membawa ide dan observasi lapangan yang mereka lakukan ke level desa dan kabupaten selama kurang lebih enam bulan. Menurutnya suara mereka harus didengar karena bumi tempat hidup ini akan jadi hunian yang diwariskan kepada generasi selanjutnya.

“Kalau untuk kami local champion ini sudah banyak aksi yang kami buat mulai dari ajakan tanam pangan lokal, konservasi mata air, gerakan peduli sampah sampai pada level advokasi kebijakan di tingkat desa dan kabupaten untuk selamatkan tanaman komoditi warga,” jelas Shindy.

Perempuan penggerak lokal lainnya, Rosalia Onan (36) dan Wilson Corebima (30), menuturkan bahwa satu advokasi bersama yang telah dikerjakan dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan adalah adanya pemanfaatan program pangan lestari.

Aneka pangan lokal yang dikampanyekan para Penggerak Lokal/local champion yang wajib
dikonsumsi warga (Foto: hos)

Atasi masalah pangan dan stunting

Pemerintah Desa Hokeng Jaya punya program Hati PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Program pangan lestari ini menurut Kepala Desa Hokeng Jaya, Gabriel Bala Namang, merupakan upaya pemenuhan ketersediaan pangan berupa sayuran segar dan buah organik yang wajib ada di pekarangan dan kebun warga.

Pihak desa membagi bibit sayur dan polybag secara gratis kepada 360 KK yang ada di desa itu. Gabriel pun berharap masyarakat di desanya sadar dan terus memanfaatkan pekarangan yang ada.

Di desa lain seperti Desa Klatanlo, (sebelumnya adalah bagian dari salah satu dusun dari Desa Hokeng Jaya, mulai berdiri sebagai desa sendiri pada tahun 2010) satu praktik baik yang diinisiasi adalah gerakan wajib makan sorgum. Petrus Muda Kurang, sang kepala desa mewajibkan warga membeli sereal sorgum. Sorgum ini adalah hasil panenan dari kebun desa yang luasnya mencapai 1 ha pada Juni 2022 lalu.

“Berhadapan dengan ancaman perubahan iklim yang berdampak pada menurunnya hasil komoditi kakao sebagai sumber utama pendapatan untuk membeli beras, kami lihat ada peluang untuk tanam sorgum di kebun desa,” ujar kades Petrus.

Kades Petrus bersyukur karena dari tepung sorgum yang telah diolah pihak desa dan dijual kepada warga desa, “selain memenuhi kebutuhan pangan, juga mampu menurunkan angka stunting”.

Dari data yang ada di desanya diketahui bahwa sampai dengan Oktober 2022 angka stunting tersisa tujuh anak.

Piet Muda Kurang, (kanan), Kepala Desa Klatanlo dan Siprianus Toda (kiri), Sekretaris Desa
Klatanlo saat menunjukan sereal sorgum yang wajib jadi konsumsi warga di desanya.

Plt Kepala Puskesmas Wulanggitang, Masni Bedanaen menyebutkan, pada evaluasi November 2022 dari tujuh yang stunting turun tersisa enam anak. Angka ini menurut data rujukan Puskesmas Wulanggitang mengalami progres yang baik karena pada tahun 2021 ada 12 anak yang masuk kategori stunting dari jumlah balita 65 orang di Desa Klatanlo.

Masni menuturkan, program wajib makan sorgum yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Klatanlo mestinya jadi contoh bagi desa-desa lainya di Wulanggitang dan Flotim umumnya. Ia mengakui pihaknya terus memberikan intervensi untuk pemberian makanan tambahan termasuk makan sorgum dan kelor.

Ia lebih jauh menjelaskan sampai dengan Desember 2022 ini data tiap desa belum direkap kembali namun untuk tingkat Puskesmas Wulanggitang dari total 11 desa yang ada, angka stunting cenderung turun naik untuk desa-desa lainnya, tetapi untuk Desa Klatanlo terus menurun jumlahnya.

Dari hasil rekapannya Masni menuturkan pada tahun 2020 dari total 1042 balita ada 238 yang mengalami stunting. Tahun 2021 dari total 1011 balita ada 276 kasus stunting dan pada tahun 2022 ini ada 206 kasus stunting dari 1008 balita.

Program dan dana bantuan pemerintah

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Flotim, Laurensius Boro Kereta kepada Ekora NTT mengatakan, pihaknya telah mendapatkan masukan terkait isu perubahan iklim yang disampaikan oleh sejumlah pegiat LSM seperti YASPENSEL (YASPENSEL; Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka,) YPPS; Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial), dan anak-anak muda penggerak komunitas lokal.

Salah satu program yang menjadi perhatian Pemkab Flotim sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022, jelas Laurensius, adalah menyelamatkan tanaman rakyat Flotim. Dukungan dana untuk kepentingan penanganan hama tanaman pertanian maupun perkebunan dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2022 sebesar Rp303.618.000.

Dana ini menurutnya digunakan untuk pengadaan bahan-bahan kimia insektisida dan dukungan operasional petugas. Laurensius mengakui selalu ada anggaran yang disediakan untuk kegiatan-kegiatan ini.

“Pada aspek penganggaran dapat kami sampaikan bahwa selalu ada dukungan anggaran terhadap urusan pangan dan perubahan iklim meskipun dalam jumlah yang masih terbatas karena disesuaikan dengan kondisi kemampuan keuangan daerah,” ujarnya.

Melkior Koli Baran dari Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS), LSM lokal yang fokus pada isu pangan dan perubahan iklim di Flotim mengemukakan, target nasional perubahan iklim itu mesti dicek sejauh mana terbawa ke dalam target daerah sehingga bisa dimasukkan di level perencanaan.

“Hal ini yang masih minim di daerah kita. Ini yang mesti diadvokasi ke dalam rencana induk. Tahun lalu kami beri masukan saat penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) sehingga mungkin itu mulai masuk tapi konsep aksi adaptasi dan mitigasi juga masih perlu dipertajam. Kami memandang ini sebagai tanggung jawab kita bersama agar pembangunan di Flores Timur ke depan berketahanan iklim,” jelas Melkior.

Para penggerak dan sejumlah LSM di Flotim terus bekerja agar rencana pembangunan daerah wajib memperhatikan soal pangan dan dampak dari perubahan iklim. Mereka terus melakukan kampanye dan advokasi pada level desa terkait dampak perubahan iklim dan antisipasi yang mesti dilakukan.

Mereka juga melakukan advokasi ke level kecamatan dan pemerintah kabupaten tentang rencana kerja berkaitan dengan upaya memperbaiki tanaman kakao milik warga melalui kerja dan advokasi oleh kelompok-kelompok tani.

Pada 19 November 2022 para penggerak lokal ini bersama sejumlah anak-anak muda di NTT yang peduli dengan dampak perubahan iklim menyelenggarakan pesta raya Flobamoratas, sebuah festival yang mengampanyekan aksi bersama untuk peduli pada lingkungan dan kampanye makan pangan lokal.

“Aksi kolektif mulai dari tingkat paling bawah dan segala praktik baik yang sudah dilakukan terkait antisipasi terhadap dampak perubahan iklim terus kami lakukan,” ujar Shindy, penggerak lokal yang juga guru honorer pada SMAN 1 Wulanggitang.

Yuliana, Bapak Nyo, Karolus dan beberapa petani kakao dan penggerak lokal berharap program pemkab Flotim terutama pada misi selamatkan tanaman rakyat Flotim seperti kakao harus terus jadi perhatian.

“Penanganannya mesti wajib dilakukan setiap bulan atau tiga bulanan dengan menggandeng banyak pihak yang berkompeten,” jelas Bapak Nyo.

*Liputan ini merupakan bagian dari “Story Grant Kerusakan Lingkungan dan Hilangnya Sumber Pangan” yang diadakan The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) dan Ekuatorial.

BAGIKAN
Tags: Desa Hokeng JayaKabupaten Flores Timur (Flotim)Kecamatan WulanggitangKrisis IklimNusa Tenggara TimurPerubahan iklimPerubahan Iklim Mengancam Tanaman Kakao Petani di Flotim dan Kerja Penggerak Lokal untuk Adaptasi
Previous Post

Pemkab Ende Dapat Kado Tambahan DD Rp13,9 Miliar

Next Post

3.982 Gempa Bumi Guncang NTT Sepanjang 2022

Next Post
3.982 Gempa Bumi Guncang NTT Sepanjang 2022

3.982 Gempa Bumi Guncang NTT Sepanjang 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintu Air Asia
No Result
View All Result
  • Gerak
    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
  • Jejak
    • Pariwisata
    • Budaya
    • Inspirasi
  • Lacak
    • Gagasan
    • Tajuk
    • Jurnalisme Warga
  • Kocak
    • Ekonomi
    • Komunitas
    • Koperasi
    • Mo’ang Bura
    • Rakat
  • Sentak
    • iDesa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Lingkungan Hidup

© 2022 Ekorantt.com