Larantuka, Ekorantt.com – Jika Arabika Manggarai dan Bajawa sudah punya kisahnya sendiri maka nun di Flores Timur ada lagi satu daerah penghasil kopi yang bakal terkenal ke seantero Nusantara bahkan dunia.
Daerah penghasil kopi jenis robusta itu adalah kampung Leworok Desa Leraboleng, kecamatan Titehena, kabupaten Flotim.
Untuk mencapai kampung Leworok yang berada di ketinggian bukit Leraboleng butuh waktu tempuh 10-15 menit dari jalan utama Larantuka-Maumere, tepatnya dari pertigaan desa Eputobi baik dengan mobil maupun motor.
Berada pada ketinggian 1050-1100 meter dari permukaan laut menjadikan Leworok sebagai bertumbuhnya kopi robusta dengan kualitas yang bagus.
Para penduduk di kampung Leworok hampir pasti punya lahan kopi yang diberdayakan dengan sebaik-baiknya.
Sejak 2018 lalu ketika Yosef Lo, salah seorang anak tanahnya memperkenalkan produk kopi Leworok dalam kemasan yang lebih unik, sontak kopi Leworok menjadi satu-satunya kopi yang paling diburu di Flores Timur.
Yoland, nama lengkapnya Yosef Lo mengaku terpanggil untuk memperkenalkan kopi robusta dari kampungnya yang bercitarasa kuat dan unik itu dinikmati semakin banyak penikmat kopi.
Berkarir sebagai seorang honorer pada Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur, Yoland selalu merasa tak tega ketika pulang kampung dan melihat warga di kampung kelahirannya menjual kopi dengan harga sangat murah.
Berkisar hanya pada 5 ribu rupiah sampai dengan 10 ribu rupiah.
“Harganya berkisar begitu saja, saya berpikir harus buat sesuatu,” demikian tutur Yoland.
Tahun 2017 menjadi awal Yoland membeli kopi dari warga di kampungnya. Dia coba membeli 10 kilogram kopi, lalu mencoba sendiri usaha mulai dari menggoreng sampai membuat jadi tepung.
Kemasannya masih menggunakan kertas plastik pembungkus tembakau. Usaha ini ternyata tak memberikan hasil yang memuaskan juga.
Tepung kopi yang dijualnya mengalami nasib yang sama seperti ketika warga di kampungnya menjual dalam bentuk kopi biji.
Tak putus asa, Yoland tetap berupaya untuk membuat yang terbaik bagi kopi Leworok. Dan segala daya upayanya berbuah manis ketika dirinya berjuang untuk membuat desain kemasan sebagai pembungkus tepung kopi.
Dirinya nekad mengajukan pinjaman dari kredit usaha rakyat (KUR) sebesar 15 juta rupiah. Upayanya tidak sia-sia.
Pemasaran pertamanya justru terjadi di Malang, Jawa Timur. Hasil jualannya langsung ludes diborong. Pengakuan warga kota Malang, kopi robusta Leworok punya cita rasa yang beda, harum juga berasa dari mulut sampai kerongkongan.
“Pokoknya kopi Leworok ini bukan sembarang kopi,” kata Yoland menirukan komentar penikmat kopi yang membeli kopi Leworok.
Sejak ludes diborong oleh penikmat kopi di Malang pada Maret 2018 menjadikan Yoland kian gigih bekerja untuk meracik sendiri biji kopi jadi tepung yang berkualitas.
Kini ia boleh berbangga karena ikut membantu warga di kampungnya untuk mengangkat harkat dan martabat petani kopi. Kopi dibeli dengan harga yang pantas.
Ia senang karena Pemkab Flotim mendukung industri kecil kreatifnya ini. Sampai dengan saat ini kopi bubuk Leworok sudah masuk di swalayan A Lem Mart, toko Tanjung Sari, Toko Abim Lestari, Toko Erlan, Toko Taruna dan kios-kios di kota Larantuka.
Keuntungannya dalam sebulan pun, menurut Yoland menjanjikan, “ya intinya lumayan besar sekali pak,” katanya tanpa menyebut angka keuntungan bersih yang ia peroleh.
“Pokoknya di atas dua jutaanlah pak.” Salut Yoland untuk usaha memperkenalkan kopi Leworok, kopinya orang Lamaholot.