Tiap Tanggal 17, Masyarakat Bisa Kritik Pemerintah

Maumere, Ekorantt.com – Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mencanangkan Program Hari Mendengarkan atau Hearing Day pada tanggal 17 setiap bulan.

Setiap tanggal 17, pemerintah akan mendengarkan aspirasi warga dan warga akan mengucapkan impian politiknya.

Tujuan program itu adalah memberi ruang dan waktu kepada semua warga Kabupaten Sikka untuk pertama, menyampaikan usul, saran, dan kritik tentang proses pembangunan di Kabupaten Sikka.

Kedua, menyampaikan persoalan publik apa saja yang sedang dihadapi agar segera dicarikan solusi oleh pemerintah. Secara teknis, Program Hari Mendengarkan akan dibuat usai apel kesadaran.

Siapa saja boleh menggunakan mimbar Pembina Upacara untuk menyampaikan dua hal di atas.

iklan

“Mulai bulan Februari 2019, pada setiap tanggal 17 dalam bulan, Bupati dan Wakil Bupati bersama semua pimpinan OPD menyiapkan waktu khusus untuk mendengarkan masyarakat,” tulis Kabag Humas dan Protokol Setda Sikka, Even Edomeko, Kamis (14/2) dalam rilisnya di laman Humas Setda Sikka.

Menurut Even, pada bulan Februari 2019, acara itu dilaksanakan pada hari Senin, 18 Februari 2019 karena tanggal 17 Februari 2019 jatuh pada hari Minggu.

Ajakan untuk berbicara bebas di Hari Mendengarkan ini, demikian Even Edomeko, tidak berarti bahwa selain tanggal 17 pemerintah tidak mendengarkan.

“Tentu saja di luar tanggal 17 itu Pemerintah selalu membuka diri untuk menerima siapa saja warga masyarakat dan mendengarkan mereka. Namun khusus di tanggal 17 itu, tidak saja Bupati dan Wakil Bupati, namun juga semua pimpinan OPD diajak untuk bersama-sama mendengarkan,” tandas Even.

“Jika ada soal yang harus ditangani segera, maka Bupati dan Wakil Bupati akan langsung memerintahkan kepala OPD bersangkutan untuk menyelesaikannya secepat-cepatnya,” imbuhnya.

Even menambahkan, siapa saja yang ingin menggunakan kesempatan itu, terlebih dahulu harus menyampaikan pada pihaknya baik secara lisan maupun melalui akun resmi milik pemerintah Kabupaten Sikka.

Seminggu Sekali

Kepala Ombdusman Perwakilan NTT, Darius Beda Daton saat dimintai tanggapannya, Sabtu (16/2) mengatakan, Hari Mendengarkan adalah program yang bagus.

Program ini bisa menjadi sarana bupati mendengarkan aspirasi warga sebagaimana dilakukan Ahok di Jakarta dan para bupati lainnya di Jawa. Ahok menemui warga setiap pagi sebelum jam kantor.

“Namanya bisa macam-macam seperti selamat pagi bupati atau bupati mendengar dan lain-lain. Intinya adalah bupati mendengarkan keluhan warga,” katanya.

Akan tetapi, Darius menyarankan, Program Hari Mendengarkan dilakukan seminggu sekali. Pertemuan bupati dan warga sebulan sekali setiap tanggal 17 itu dinilai terlalu lama.

Pertemuan sebaiknya tidak dilakukan di ruang terbuka. Bagian organisasi tata laksana Setda Sikka merancang mekanisme penyampaian keluhan warga dengan menyiapkan ruang atau unit khusus di kantor bupati.

Program itu dikelola oleh penjabat pengelola pengaduan yang ditunjuk secara khusus.

“Sebaiknya menjadi seminggu sekali dan jangan di ruang terbuka. Siapkan ruang khusus dan penjabat pengelola pengaduan, lengkap dengan nomor ponsel bupati dan sebarkan atau launching ke publik agar diketahui semua warga,” katanya.

Darius mengharapkan, warga Kabupaten Sikka memanfaatkan hearing day untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan publik.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA