Maumere, Ekorantt.com – Kabupaten Sikka memperoleh Indeks Resiko Bencana (IRB) tertinggi di NTT. IRB Kabupaten Sikka mencapai angka 201.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Daeng Bakir dalam sambutannya pada kegiatan Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3), Rabu (13/3) di Capa Hotel.
Menurut Bakir, untuk level Nasional, Sikka menduduki posisi 59 dari 479 Kabupaten/Kota di Indonesia.
“Ada lima potensi bencana yang sering terjadi di Kabupaten Sikka yakni, Abrasi, longsor, banjir, badai, dan bencana sporadis lainnya seperti kebakaran hutan dan kebakaran rumah,” imbuh Bakir.
Menyikapi hal ini, Direktur Bina Potensi Basarnas, Marsekal Pertama TNI, F. Indrajaya dalam wawancaranya dengan awak media menegaskan, pihaknya akan berusaha memaksimalkan personilnya manakala ada bencana yang terjadi wilayah operasi Kantor SAR Maumere.
Marsekal Indrajaya mengatakan, Basarnas juga akan selalu berkoordinasi dengan potensi SAR seperti, aparat TNI-Polri dan pemerintah setempat atau lembaga swasta lainnya guna melakukan pencegahan dan pertolongan ketika terjadi sebuah bencana.
“Intinya potensi SAR yang ada ini kita akan tetap koordinasi. Kalau ada kejadian dan kebetulan anggota SAR belum sampai lokasi, kita bisa koordinasi dengan potensi SAR terdekat sehingga proses pertolongan bisa berjalan dengan baik,” ungkap Marsekal Indrajaya.
Ia mengakui, Kantor SAR di Maumere masih sangat minim peralatan dan personil meskipun wilayah kerjanya sangat luas mulai dari Labuan Bajo hingga Alor.
“Sarana dan prasarana belum bisa kita salurkan ke setiap pos yang berada di bawah kantor SAR Maumere karena masih terkendala dengan anggaran yang kita miliki,” kata Marsekal Indrajaya.
Karena itu, ia mengharapkan bantuan pemerintah kabupaten di wilayah Flores, Lembata dan Alor untuk selalu bersinergi dengan Kantor SAR Maumere atau dengan Pos SAR di Labuan Bajo, Ende, dan Alor.