Larantuka, Ekorantt.com – Pasca bentrokan warga Desa Nuba Lema Dua dan Desa Wewit, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, Kamis (6/6), Kapolres Flores Timur, AKBP. Deni Abraham menghimbau masyarakat dari 2 desa itu menahan diri agar peristiwa ini tidak melebar lebih luas dan berkepanjangan.
Kepada Ekora NTT, Kapolres Deni menjelaskan, peristiwa bentrokan yang terjadi antara kelompok anak muda di dua desa ini merupakan kasus kriminal murni.
Ia berharap, tokoh-tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat di Adonara menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti sesuai proses hukum.
“Kami menghimbau tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat untuk bisa menahan diri dan berusaha meredam konflik ini supaya tidak melebar lebih luas dan berkepanjangan. Percayakan kepada pihak Kepolisian Polres Flores Timur untuk menangani ini secara profesional dan akan kita selesaikan secara hukum,” tegas Kapolres Deni.
Polres Flores Timur sendiri, lanjutnya, sudah mendapat dukungan dari TNI dan Pemkab Flores Timur guna mengambil langkah-langkah persuasif mengajak para Kepala Desa, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Adat untuk menghimbau warganya menahan emosi.
Terkait dengan kekuatiran akan adanya ancaman provokasi dari pihak luar yang dapat menimbulkan kembali terjadinya konflik, Kapolres Deni mengatakan, dari hasil pantauan dan pengembangan di kedua desa hingga saat ini tidak ada provokator.
“Untuk saat ini tidak ada. Dari kedua desa masing-masing menahan diri di desa masing-masing. Kami di lokasi saat ini, di lapangan masih menunggu pemakaman di samping itu mengambil langkah pendekatan terhadap tokoh-tokoh dan anak muda di desa agar konflik tidak melebar dan tidak terprovokasi oleh orang-orang yang menginginkan Flores Timur tidak aman,” tutur Kapolres Deni.
Himbauan dan penegasan serupa juga disampaikan Camat Adonara Tengah, Paulus Petala Kaha.
Ia meminta masing-masing kepala desa, tuan-tuan tanah, dan unsur masyarakat terkait menghimbau masyarakatnya agar jangan melibatkan diri dalam konflik.
“Selain kedua desa yang bertikai ini, saya juga akan berkordinasi dengan desa-desa tetangga seperti Desa Oe Sayang dan Desa Widara juga desa-desa lain yang berafiliasi dengan kedua kampung ini. Kita minta masing-masing kepala desa menahan masyarakatnya untuk tetap tenang. Kita serahkan semuanya pada pihak kepolisian,” ungkap Paulus.
“Kita doakan agar kondisi ini tetap berjalan aman,” imbuhnya.