Borong, Ekorantt.com – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indosterling Group Jakarta mengadakan sosialisasi penghapusan kekerasan dalam rumah tangga tingkat Kabupaten Manggarai Timur, Kamis (13/06) di lantai dua gedung Koperasi Simpan Pinjam Abdi Manggarai Timur (AMT).
Hadir dalam kegiatan itu, staf ahli Bupati Matim Hendrik Ganggur, Sekretaris Dinas P2KBP3A, Matim Alexsander Kantar, dan pemateri dari Indosterling group, Serly Kartika.
Bupati Matim, Agas Andreas, dalam sambutannya yang dibacakan staf ahli Bupati, Hendrik Ganggur menjelaskan, munculnya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak akhir-akhir ini menujukkan perempuan dan anak masih rentan terhadap kekerasan bahkan hal itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
Hendrik mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun sejak tahun 2014- 2018, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Manggarai Timur masih tinggi. Terhitung ada 146 kasus yang terjadi dengan rincian kekerasan fisik sebanyak 72 kasus, kekerasan psikis sebanyak 3 kasus, kekerasan seksual sebanyak 57 kasus, Penelantaran Dalam Rumah Tangga sebanyak 12 kasus dan trafficking sebanyak 2 kasus.
Dari kasus-kasus tersebut, lanjutnya, terdapat 22 kasus kekerasan terhadap anak dengan rincian kekerasan fisik sebanyak 2 kasus dan kekerasan seksual sebanyak 20 kasus.
Berdasarkan data-data kasus tersebut, tergambar bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Manggarai Timur masih rendah.
“Hal ini sebagai warning bagi kita semua agar tidak lagi melakukan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” terangnya.
Hendrik menjelaskan, upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak hendaknya menjadi tanggugjawab kita bersama karena perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, baik itu di bidang pemerintahan, politik, ekonomi, kesehatan, hukum dan bidang lainnya.
“Hal ini penting dilakukan mengingat akar permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah adanya ketimpangan dalam berbagai sektor baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di tempat-tempat kerja atau layanan umum lainnya,” katanya.
Menurutnya, komitmen pemerintah menjadikan Kabupaten Manggaral Timur sebagai Kabupaten ramah terhadap perempuan dan anak telah tergambar dalam visi pembangunan Kabupaten Manggarai Timur Periode 2019-2024.
Visi itu yakni, Mewujudkan Masyarakat Manggarai Timur yang Sejahtera, Berdaya, dan Berbudaya (Matim Seber).
Untuk mewujudkan hal tersebut, jelas Hendrik, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur telah menetapkan pelaksanaannya melalul Misi 1, yaitu membangun kualitas hidup manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pemberdayaan dan perlindungan perempuan, anak dan kaum disabilitas.
Masih menurut Hendrik, dengan dicantumkan dalam dokumen perencanaan, maka dipastikan selama lima tahun ke depan pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur akan terus berupaya memberikan jaminan perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap tindak kekerasan melalui program dan kegiatan dari instansi terkait.
Untuk itu, dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dari seluruh komponen pemerintah dan masyarakat.
“Kita semua adalah pemangku kepentingan dan pelaku penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Manggarai Timur. Marilah kita semua bersatu padu dan bekerja sama demi Manggarai Timur yang lebih baik. Kita padukan semua kekuatan kita dan berpartisipasi aktif dalam Mewujudkan Manggaral Timur yang Sejahtera, Berdaya dan Berbudaya,” ajak Hendrik. Mulia Donan