Jika berkunjung ke Maumere, jangan lupa mampir di Rumah Singgah Floressa. Alamatnya di Jalan Don Thomas, Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Maumere, Kabupaten Sikka.
Di Rumah Singgah Floressa, para pengunjung ataupun wisatawan bisa langsung menginap di rumah ini. Harganya pun terbilang sangat murah. Hanya Rp 50.000/hari. Tentu saja cocok untuk para backpacker.
Ketika menyambangi rumah ini pada 9 Mei 2019 lalu, Ekora NTT menyaksikan suasana yang adem dan nyaman untuk menginap.
Rumah Singgah Floressa memang tak menampakkan kemewahan, tapi kebersihan dan juga situasi yang ada di sini benar-benar membuat pengunjung betah berlama-lama. Rumah ini memang dirancang khusus untuk kaum petualang/pejalan.
Anjelina Seda, pemilik rumah, mengemukakan bahwa Rumah Singgah Floressa menjadi sangat menarik karena sekaligus menjadi pusat informasi wisata tentang pulau Flores secara umum.
Di rumah ini, Anje tak sendirian. Ada kawan-kawannya sesama praktisi pariwisata yang juga membuka lapak usaha mereka. Ada Sonya da Gama dengan art shop-nya, Sonya Tenun; ada lagi Elisia Digma Dari dari juga dengan kedainya Kopi Kampung.
Ada juga komunitas diver dan snorkeling. Tempat ini menjadi sangat istimewa karena suasana yang diciptakan oleh para punggawa yang ada di dalamnya benar-benar membuat para pengunjung merasa berada di kampung kecil yang nyaman dan tenteram.
Apalagi ketika sambil menikmati kopi kampung buatan Elisia Digma Dari. Suguhan kopi khas kampung ini adalah jenis kopi yang disangrai dengan cara tradisional. Kopi yang disuguhkan kepada para tamu adalah biji kopi yang dibeli dari pasar harian di Kota Maumere.
Yang jadi unik dari kopi kampung ini adalah rasanya yang benar-benar khas ‘kampung’. Aromanya benar-benar antik.
Cara penyajiannya pun seperti situasi khas orang-orang Flores zaman dulu, yakni menggunakan mug blek. Satu mug blek kopi harganya Rp 10.000.
Selain itu, para pengunjung yang mampir akan mendapatkan bonus pisang goreng dengan rasa manis yang legit. Ada juga ubi goreng dan menu lokal yang semuanya disajikan a la tradisi kampung-kampung.
Misalnya, pisang goreng yang diletakkan dalam nampan kayu yang beralaskan daun pisang.
Dalam kompleks Rumah Singgah Floressa, ada juga warung yang khusus menyediakan aneka masakan lokal khas Maumere. Nasi merah juga nasi jagung.
Ada kuah asam yang oleh orang Maumere disebut dengan ‘mage wair‘. Ikan segar yang diambil dari laut Maumere memang jadi santapan istimewa bagi para pengunjung.
Di rumah ini juga ada art shop yang dikelola oleh Sonya da Gama. Art shop milik Sonya memang istimewa karena selain menyediakan sarung tenun, ada juga tas tangan, sepatu, gelang, anting, topi dan dompet yang semuanya dikerjakan dengan tangan dari sarung tenun dari bermacam-macam etnis yang ada di Kabupaten Sikka.
Sonya da Gama mengaku, dalam membuka art shop-nya ia tidak bekerja sendirian. Ia melibatkan kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Sikka.
“Kelompok-kelompok UKM itu menitipkan produk mereka di rumah ini. Jadi, kami semua saling membantu dalam hal memperkenalkan produk-produk kami. Harga satu buah kain sarung tenun mencapai Rp 1.300.000. Sementara untuk produk-produk lainnya yang berbahan dasar sarung harganya bervariasi. Ada yang Rp 50.000 sampai dengan ratusan ribu,” kata dia.
Di tempat itu juga, ada anak-anak muda dari Komunitas Diver dan Snorkeling yang siap menjadi pemandu untuk menikmati alam bawah laut Maumere yang eksotis.