Maumere, Ekorantt.com – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Nusa Cendana bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Pemprov NTT sedang melaksanakan penelitian terkait prioritas peningkatan komoditas unggulan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dosen dan Data Analyst LP2M Undana, Umbu Raya dan Andreas Langga dalam Focus Group Discussion (FGD) tahap 2 di Aula Bappeda Sikka, Selasa (22/10/2019) mengatakan, pengambilan sampel dilakukan di Kabupaten Sikka, Ende, Nagekeo, Flores Timur, SBD, Sumba Tengah, Kupang, Alor, dan Manggarai Timur.
Khusus di Kabupaten Sikka, tim peneliti telah membagi komoditi dalam 19 sektor diantaranya tanaman pangan, holtikultura, buah-buahan, perkebunan, peternakan, industri pariwisata, kerajinan tangan, perdagangan, dan sektor lainnya.
FGD tahap 1 telah memetakan sepuluh komoditas terpopuler di Kabupaten Sikka yang menempatkan kelapa di peringkat pertama, diikuti budidaya babi, jagung, motor tempel penangkapan ikan, penangkapan ikan di laut, kacang hijau, kakao, tomat, bambu, dan pisang.
Kegiatan yang dihadiri pelaku usaha, pegiat koperasi, dan OPD terkait ini berusaha menangkap aspirasi dari pembuat kebijakan dan aktor lapangan.
Dalam diskusi yang berjalan selama dua jam tersebut, dibahas juga apa yang harus menjadi fokus pemerintah, apakah soal pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, ataukah peningkatan daya saing Kabupaten Sikka.
Mayoritas peserta diskusi setuju akan peningkatan daya saing Kabupaten Sikka. Mereka menyadari Sikka memiliki potensi akan komoditas kakao. Terbukti saat ini brand Coklat Sikka sudah muncul ke permukaan dengan produk coklat batangan dan coklat bubuknya.
Selain itu, ada juga tenun ikat yang saat ini menjadi salah satu identitas Kabupaten Sikka.
Walaupun begitu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sikka, Lukman mengatakan, hendaknya peningkatan daya saing Kabupaten Sikka mengcover permasalahan tenaga kerja yaitu sulitnya ketersediaan lapangan kerja.
Aty Kartikawati