Pengeboman Ikan di Keotengah, Polisi Lakukan Pulbaket

Mbay, Ekorantt.com – Masyarakat Desa Kotodirumali, Kecamatan Keotengah, Kabupaten Nagekeo resah dengan kegiatan menangkap ikan yang dilakukan dengan menggunakan bom. Selain merusak terumbu karang, kegiatan tersebut dikhawatirkan dapat merusak ekosistem laut di daerah tersebut. Walaupun sudah berlangsung lama, kegiatan penangkapan ikan ilegal itu luput dari perhatian pemerintah daerah dan pihak berwajib.

Salah satu warga Kotadirumali Tobias Nuwa ketika dikonfirmasi media ini melalui Handphone (HP) pada Selasa (7/1/2020) menjelaskan, kegiatan ilegal tersebut sudah berlangsung lama.

“Kejadian ini sudah sering terjadi di sini, Pak. Kalau cerah dan ikan banyak, satu hari bisa dua sampai tiga kali mereka bom ikan,” ujarnya.

Menurut Tobias, tangkap ikan menggunakan bom sudah menjadi persoalan besar di Kecamatan Keotengah. Padahal, selama ini, pihaknya selalu berupaya menjaga biota laut dari kegiatan yang merusak.

Menurut Tobias, pelaku bom ikan bukan hanya masyarakat Keotengah, tetapi juga masyarakat Pulau Ende di Kabupaten Ende.

“Setelah bom, mereka bawa ikannya ke arah barat. Saya tidak tahu mereka bongkar di mana,” katanya.

Tokoh Muda asal Keotengah Sevrin Waja meminta perhatian serius pemerintah daerah dan kepolisian untuk lebih ketat melakukan pengawasan di wilayah pantai selatan, khususnya Keotengah. Menurutnya, keindahan dan kekayaan laut harus benar-benar dijaga agar ekosistem dan kekayaan biota laut yang ada di dalamnya tidak dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur adalah laut. Di dalamnya terdapat kekayaan yang mungkin di wilayah lain tidak ada. Bagaimana anak cucu bisa menikmatinya kalau saat ini sudah dirusak? Ke depan, saya minta kolaborasi antara pemerintah, pihak berwajib, dan masyarakat untuk melakukan pengawasan,” ujar sevrin.  

Sementara itu, Kapolsek Mauponggo Ipda Elfridus Watumoy kepada Ekora NTT mengatakan, berdasarkan laporan dari kepala pos polisi di Keotengah, pihaknya sudah melakukan upaya pengawasan di pantai selatan. Namun, pihaknya mengalami kendala karena di wilayah tersebut tidak terdapat sinyal.

Menurut Ipda Elfridus, ke depan, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah daerah, khususnya dinas perikanan untuk melakukan pengawasan melalui kegiatan patroli rutin.

“Terkait kegiatan pengeboman ikan, kita sementara melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket) untuk mencari tahu, kira-kira siapa yang melakukan pengeboman,” ujarnya.

Belmin Radho

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img