Ende, Ekorantt.com – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Titra Kelimutu Ende harus berjibaku untuk menyelesaikan masalah tunggakan pelanggan. Pasalnya tagihan pembayaran rekening air pelanggan mencapai 8,5 Miliar rupiah hingga Januari 2020.
Masalah ini tentu menjadi beban di pundak direktur baru Yustinus Sani. Sejak dilantik oleh Bupati Ende H. Djafar H Achmad 11 januari lalu, dirinya mengaku kaget dengan utang pelanggan PDAM yang sangat besar.
Di tengah upaya memperbaiki manajemen dan usaha pemenuhan kebutuhan air bagi warga Kabupaten Ende, Yustinus harus menaklukkan persoalan tagihan pelanggan tersebut agar perusahaan tidak kolaps.
Yustinus saat dikonfirmasi Ekora NTT (21/01/2020) mengungkapkan, tingginya utang pelanggan berdampak pada terganggunya operasional pelayanan dan pendistribusian air.
“Kita akan perketat penagihan. Memang ini butuh kesabaran. Kita berharap ada pemahaman baik dari pelanggan untuk membayar,” ujar Yustinus
Sebelumnya Kepala Bagian Umum PDAM Ende, Meti Ladapase kepada Ekora NTT menyampaikan, jumlah pelanggan PDAM Ende sebanyak 11.660 pelanggan. Jumlah tersebut belum termasuk 1.745 pelanggan pasif yang telah disegel karena terlambat bayar 3 bulan berturut-turut.
Saat diminta tanggapan, tokoh perempuan Kabupaten Ende, Intan V. Dange mengatakan, PDAM Ende perlu membenahi perangkat manajemen terutama pelayanan dan pendistribusian air yang proposional di semua wilayah.
Intan berharap, direktur baru harus mengedapankan transparansi dalam pengelolaan dan pelayanan air bersih bagi masyarakat.
“Kita juga minta ada kesadaran dan peran serta masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap kewajiban,” kata Intan.
“Saya yakin Pak Yustinus bisa benahi semua. Termasuk peningkatan kapasitas staf teknis di internal PDAM Tirta Kelimutu,” tambahnya.
Data yang dihimpun Ekora NTT, PDAM Tirta Kelimutu memiliki 4 sumber mata air yakni mata air Wolowona, Aekipa, Woloare, dan Aepana untuk melayani kebutuhan air warga dalam Kota Ende saat ini.