Ende, Ekorantt.com – Desa Niranusa merupakan salah satu desa di pantai utara Kabupaten Ende. Desa yang yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Maurole ini ditempuh 4 jam perjalanan dari Kota Ende.
Potensi wisatanya tak kalah dari daerah lain. Sebut saja Teluk Maurole yang dipercantik oleh hijaunya hutan mangrove.
Melihat potensi yang ada, Pemerintah Desa (Pemdes) Niranusa memikirkan konsep desa wisata. Dengan semangat yang menggebu-gebu, Pemdes pun mulai mengembangkannya, dimulai dengan menata kawasan hutan mangrove.
“Hutan mangrovenya baru dikembangkan sejak tahun 2018 silam. Yah, sekarang mulai berkembang. Semuanya kita dorong lewat dana desa sejak tahun 2018. Targetnya kita jadikan desa wisata,” ujar Kepala Desa Niranusa, Geradus Gatu kepada EKORA NTT pekan lalu.
Di samping konsentrasi pemenuhan infrastruktur fisik, kepala desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sepakat untuk mengalokasikan dana desa secara bertahap untuk pengembangan desa wisata. Beberapa paket wisata telah dirancang, diantaranya paket wisata laut, wisata hutan mangrove, dan wisata kuliner.
“Sudah dua tahun kami anggarkan dari dana desa. 180 juta rupiah pada tahun pertama dan pada tahun 2019, kita anggarkan lagi 50 juta rupiah. Pada tahun 2020, kami akan bangun lopo-lopo di area hutan mangrove agar pengunjung bisa bersantai dan menikmati kuliner hasil olahan warga desa,” jelas Geradus.
Gandeng Arsitek Uniflor
Sekretaris Desa Nira Nusa Muarif Dhiga menjelaskan, untuk menunjang rencana yang matang dan terarah, Pemerintah Desa Niranusa mendapatkan jasa pendampingan teknik dari para arsitek Universitas Flores Ende.
Keterlibatan para desainer teknik dari Uniflor dimaksudkan agar perencanaan tata ruang dan desain teknis tidak mengalami kendala dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Untuk desain, kami libatkan arsitek dari Uniflor dan hasilnya sangat memuaskan. Nanti setelah lopo dibangun di area ini, akan dilatih manajemen tata kelola dan semua akan ada dalam unit usaha Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes,” kata Arif.
Sementara Ketua Tim Pendamping Desain Arsitektur dari Universitas Flores, Muklis A. Muchtar bilang, pihaknya terlibat dalam pengembangan desa wisata di Nusanira karena terpanggil. Mereka sangat mendukung konsep pengembangan tata rencana desa wisata yang ada karena bisa menjadi potensi pendapatan bagi masyarakat.
“Kami senang karena ide cemerlang desa untuk mengembangkan potensi yang ada di desanya sehingga jadi penyangga ekonomi baru. Semua kita rencanakan. Dari lintasan jembatan di atas teluk dangkal yang mengitari hutan mangrove, area pemancingan, lopo penginapan, dan tempat kuliner,” ujar Muklis
Pengembangan desa wisata yang melibatkan tim arsitek ditanggapi positif oleh masyarakat. Tokoh Masyarakat Niranusa Arnando Rastajuana mengapresiasinya sembari berharap dukungan Dinas Pariwisata Kabupaten Ende.
“Infrastruktur sudah dibangun. Selain budidaya mangrove untuk kelestarian lingkungan juga dikembangkan pariwisata kuliner. Ini sangat kreatif. Kami minta Pemkab Ende melalui Dinas Pariwisata untuk bisa memberi dukungan,” harap Arnando.