Ende, Ekorantt.com – Suasana berbeda terjadi pada Musrenbang Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende yang digelar di Welamosa, Ibu kota Kecamatan Wewaria Sabtu, 22 Februari 2020.
Mendukung isu program ramah anak dan peningkatan kualitas anak, Panitia dan Pemerintah Kecamatan Wewaria mengagendakan acara deklarasi dan mendiskusikan kebutuhan serta masalah anak.
Camat Wewaria Paolus A. Nggarang menjelaskan, Forum Anak Wewaria diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan dan harapan di hadapan peserta Musrenbangcam yang dihadiri anggota DPRD Ende, pimpinan dinas, dan para kepala desa se-Kecamatan Wewaria.
Hal ini dimaksudkan agar para pemangku kepentingakan dapat mengakomodir kebutuhan anak.
Delapan siswa perwakilan forum anak pun membacakan pernyataan sikap dan tuntutan kepada pengambil kebijakan di Kabupaten Ende.
Mereka meminta, pertama, mendukung kegiatan forum anak dan kelompok perlindungan anak di desa. Kedua, menyediakan wadah partisipasi dan kreativitas seperti taman baca, perpustakaan, sanggar seni, dan pengembangan bakat. Ketiga, melatih orangtua tentang pengasuhan dengan cinta agar anak benar-benar disayangi. Kelima, merayakan peringatan hari anak mulai dari desa, kecamatan hingga kabupaten.
Merespons hal tersebut, anggota DPRD Ende dari Fraksi Hanura Agus Pake berjanji untuk mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan baik dari tingkat desa hingga kabupaten tuntutan dan kebutuhan anak.
“Saya terharu mendengar mereka membacakan ini. Kita mesti layani kebutuhan mereka. Mereka adalah generasi yang akan mengisi dan menggantikan peran kita pada saatnya. Kita wajib memenuhi tuntutan itu,” ujar Agus Pake.
Sejalan dengan Politisi Hanura, Ketua Komisi III DPRD Ende Vinsen Sangu menjelaskan, pemerintah pusat sedang gencar mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak.
Rujukannya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 12 tahun 2011. Lahirnya Permen tersebut bertujuan menjamin pemenuhan hak anak dalam proses belajar mengajar.
Menurutnya, 1/3 waktu anak dihabiskan di sekolah. Dan pemerintah telah menggarisbawahi peran sekolah. Sekarang, orangtua, lingkungan, pengambil kebijakan dari desa, kecamatan hingga kabupaten harus menciptakan program kegiatan agar memenuhi kebutuhan anak.
“Kita minta Wewaria jadi pilot project Kecamatan Ramah Anak. Para kepala desa kita harapkan untuk bisa gunakan dana desa untuk mendorong pemenuhan kebutuhan anak,” tegas mantan aktivis GMNI ini.