Maumere, Ekorantt.com – Sedikitnya 12 orang pekerja pembangunan menara listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) asal Lurasik, Kabupaten Timor Utara (TTU), Pulau Timor terlunta-lunta sejak bulan Maret 2020 di Kota Maumere, Pulau Flores.
Upah harian Rp80.000 per orang tak kunjung dibayarkan oleh mandor, Mas Bowo. Pria asal Pulau Jawa ini diduga telah kabur dan tak ketahuan rimbanya sampai saat ini.
Hari Kamis (11/6/2020) siang, ke-12 pekerja datang meminta bantuan ke Polres Sikka memfasilitasi pemulangan mereka ke kampung halaman.
Johan Taek, mewakili rekan-rekanya menuturkan kepada wartawan, mereka didatangkan oleh perusahaan PT Prima ke Maumere pada bulan Maret 2020, membangun proyek menara listrik (SUTT).
Ratusan menara yang akan dibangun sampai di Kota Ende, namun mereka hanya dipekerjakan untuk satu menara di Lobonoki, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende.
“Kami hanya kerja 20 hari bangun menara tersebut. Selanjutnya tidak dipekerjakan lagi, entah apa masalahnya kami juga tidak tahu,” ujar John Taek.
Bahkan Mas Bowo, mereka menyapa mandor proyek SUTT, tak memberikan sepeser pun upah harian, hak mereka. Sejak tak ada pekerjaan hingga saat ini mereka terlunta-lantak tak tentu nasibnya.
“Untuk bertahan hidup, kami jadi buruh potong padi di sawah agar bisa makan dan minum,” imbuh John dibenarkan rekan-rekannya.
Seorang pria mengaku perwakilan perusahaan mengatakan, para pekerja tak bermasalah dengan perusahaan. Upah mereka telah dibayarkan kepada mandor proyek namun tidak diteruskan lagi kepada pekerja.
“Tidak ada masalah dengan perusahaan, mandornya tidak tahu ada di mana. Kami rencana pulangkan mereka,” ujar pria yang enggan sebutkan identitasnya. Ia mengaku berasal dari kontraktor lokal dalam proyek ini.