Ende, Ekorantt.com – Siti Aisyah Salsabila (10 bulan), bayi penderita jantung bocor asal Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende tak bisa pulang kampung karena kehabisan biaya.
Bayangkan saja, keluarga telah menghabiskan uang hampir 100 juta rupiah untuk merawat dan menyembuhkan penyakit yang diderita Aysah. Itu pun keluarga mendapat dukungan dari sejumlah donatur.
Sebelumnya, selama dua bulan, putri kedua dari pasangan suami istri Thamrin Sado dan Nur Afni ini dirawat di RSUD Ende. Dokter RSUD Ende mendiagnosa bahwa Aisyah menderita jantung bocor atau jantung bawaan dengan tipe VSD. Ia juga mengalami gizi buruk.
Dibantu relawan dan pemerhati kemanusiaan, keluarga merawat Aisyah ke Denpasar- Bali pada Januari 2020 lalu. Ia menjalani perawatan di Rumah Sakit Sangla selama satu bulan. Selanjutnya, ia dirujuk ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta dan dirawat selama 5 bulan di sana, hingga pertengahan Juni 2020.
Aisyah dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit. Menurut pihak rumah sakit, Aisyah bersama orang tuanya bisa kembali ke Ende, Flores.
Orang tua Aisyah yang hanya seorang penjual ikan mengaku telah kehabisan biaya. Selama menjalani perawatan, keluarga berjuang habis-habisan, demikian Thamrin Sado, ayah Aisyah melalui sambungan telepon pada Senin (15/6/2020).
“Syukur sudah sembuh. Terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Ende yang sudah membantu. Sekarang kami mau pulang. Tapi sudah tidak ada biaya, kami terpaksa harus bertahan seadanya di Jakarta,” tutur Thamrin.
Thamrin menyadari bahwa keluarga telah mendapatkan banyak bantuan dari donator. Berlimpah terima kasih ia sampaikan ke para donatur yang telah meringankan beban keluarga.
Dirinya menambahkan bahwa keluarga telah menggunakan uang yang ada untuk biaya keberangkatan dan makan minum selama anaknya dirawat di Bali dan Jakarta.
Thamrin berharap bantuan para donator dan relawan yang ingin membantu proses kepulangan keluarga dan Bayi Aisyah. Bagi yang mau berdonasi, keluarga menyediakan nomor rekening: BRI Unit Potulando, 7353 01 006159 53 4 atas nama Thamrin Sado.