Maumere, Ekorantt.com – Tidak hanya memproduksi minuman beralkohol, IKM Lontar Flores punya inovasi lain yakni memproduksi anti septik berupa cairan pembersih tangan (hand sanitizer) berbahan dasar moke. Produksi cairan pembersih tangan tersebut merupakan peluang usaha di tengah tuntutan untuk menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 melanda.
Wadah usaha yang berlokasi di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka ini memproduksi cairan pembersih tangan bukan hanya selama masa corona. Begitu pengakuan Pengelola IKM Lontar Flores, Stevanus (45 tahun) yang ditemui di Kedai Kopi Floresa Maumere, 30 Juni 2020 lalu.
Stevanus mengatakan, walaupun sudah memasuki masa adaptasi kebiasaan baru wabah Covid-19, hand sanitizer menjadi barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Protokol kesehatan mewajibkan masyarakat untuk mencuci tangan dengan cairan pembersih tangan.
Lalu, kata Stevanus, apa salahnya bila pembuatan hand sanitizer menggunakan bahan baku lokal.
“Bahan baku tersedia kenapa kita harus mendatangkan produk dari luar daerah,” imbuhnya.
Produksi anti septik mulai terwujud mengingat industri besar mematoknya dengan harga mahal di tengah pandemi Covid-19. Di satu sisi, sebut Stevanus, persediaannya di pasar juga berkurang.
Stevanus juga menjelaskan proses pembuatan hand sanitizer dari moke.
“Nira dimasak di tempat penyulingan lalu diuapkan. Tetesan uap tersebut ditampung di wadah dan dimasak hingga empat kali baru mendapatkan anti septik dengan kadar alkohol 75 persen,” ungkapnya.
Memang tidak mudah untuk memproduksi anti septik secara tradisional. Butuh kesabaran karena harus melewati beberapa tahap penyulingan.
Untuk menghilangkan bau alkoholnya yang menyengat, dirinya menambahkan jeli lidah buaya sebagai pelembut dan penghilang bau.
“Memang sulit menghilangkan bau alkohol dari moke atau arak tetapi sudah berhasil membuatnya lebih lembut dengan bahan seperti lidah buaya,” ujarnya.
Produk hand sanitizer buatan Stevanus dibanderol dengan harga Rp30 ribu per botolnya. Dia bersyukur produknya mulai digemari pembeli termasuk pemandu wisata.
“Saya memiliki mimpi untuk produksi secara massal dan dijual dalam jumlah banyak,” tuturnya.