‘Sahabat Kecil’ dari Tanah Ngada

Bajawa, Ekorantt.com – “Saya macam darah tinggi dengan Resty ne..,” demikian respon emosional salah satu warga youtube. Mungkin ia terbawa suasana dengan film pendek ‘Sahabat Kecil’ episode ketiga yang tayang di kanal youtube S.O.U Project beberapa waktu lalu.

Film pendek ‘Sahabat Kecil’ telah memasuki episode ketiga. Kini, episode keempat sedang dikerjakan.

Film dengan latar belakang alam dan budaya tanah Ngada ini menampilkan empat sahabat yakni Rian, Resti, Portaz, dan Yanto. Keempatnya bersahabat sejak kecil. Lalu tumbuh dan menjadi besar dalam semangat persahabatan.

Hanya saja persahabatan itu membuka pintu lain dari relasi yakni cinta. Cinta anak muda. Diam-diam Resty menyukai Rian. Perhatian Rian membuat Resty terbakar api cemburu, manakala pria yang ia sukai itu berpacaran dengan temannya. Jatuh bangun relasi Rian-Resty pun dimulai dan menghiasi tiga episode ‘Sahabat Kecil’.

Hal menarik lain yang bikin film ini mencuri perhatian warga youtube adalah komedi, alam, budaya yang tampil lentur dalam setiap adegannya. Bahkan, para pemerannya terkesan tidak sedang melakonkan film. Tak ada yang mereka lakonkan selain menjalani kehidupan (persahabatan) itu sendiri. Apa adanya dan tidak dibuat-buat. Tampak alami dengan dialog-dialog khas aksentuasi harian orang Ngada.

“Kita juga mengangkat salah satu budaya Ngada yang hampir punah yaitu tentang Ga’e/kasta/rang atau tingkatan level sosial di masyarakat. Budaya ini menekankan budaya perkawinan orang Ngada zaman dahulu yang jika ingin menikah harus sesuai kasta. Seseorang yang mau mempersunting wanita harus mempunyai rang yang sama. Jadi tidak sembarang memilih pasangan hidup,” jelas pengelola kanal youtube S.O.U Project, Siprianus Bhuka (26) yang juga berperan sebagai Ryan dalam film ‘Sahabat Kecil’.

Ryan bilang bahwa project film ini mulai digarap sejak akhir April 2020. Kala itu, ia dan sahabatnya, Uzz Pada memutuskan untuk bikin film.

Saat menggarap episode pertama, mereka tidak percaya diri. Tidak yakin kalau film ini akan diterima oleh pemirsa. Tapi itu pikiran mereka saja. Episode pertama film berlatar budaya Ngada ini mendapat respon positif dari warga youtube. Penonton banyak. Pelanggan kanal youtube pun bertambah. Hal ini seolah-olah ‘memaksa’ mereka untuk menggarap episode selanjutnya.

“Saya dan teman hanya berniat mengisi waktu luang alias iseng saja, tetapi respon dari netizen memaksa kami harus melanjutkan film ini. Dan sampai sekarang kami telah melanjutkannya,” ungkapnya.

Iseng-Iseng

Sekadar iseng-iseng, demikian motivasi Ryan membuka kanal youtube Silet Open Up saat mengenyam pendidikan di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 silam.

“Konten pertama, dibuat saat saya bersama teman-teman di kos, waktu masih kuliah. Hanya iseng-iseng saja. Belum fokus,” cerita tamatan Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.

Waktu itu, lanjut Rian, ia menyukai lagu-lagu bergenre Rap dan RnB. Demam Rap, bisa dibilang begitu. Setiap ada lagu baru, ia masukkan ke kanal youtube, lalu dibagikan kepada publik.

Setelah menamatkan kuliah, tepatnya tahun 2019, Rian serius mengelola kanal youtubenya. Ia mengisi vlog dengan konten keseharian hidup, yang dibalut dengan komedi.

Kepada generasi muda, Ryan berpesan agar jangan pesimis dan lakukan apa saja yang baik. Pasti ada jalannya.

“Pesan saya untuk teman-teman dan adik-adik, berkaryalah selagi masih muda. Orang tidak melihat bacotanmu. Yang orang lihat dan kenang adalah karyamu. Ketiadaan alat dan bahan bukan halangan, tapi itu adalah motivasi bagaimana menggunakan kreativitas dalam keterbatasan,” tandasnya. (Sumber Surat Kabar Ekora NTT)

Kontributor: Nivan Gomez

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img