Panwascam Reok Barat, Manggarai Rela Mendaki Gunung Demi Sinyal Telepon dan Internet

Ruteng, Ekorantt.com – Manggarai adalah salah satu dari sembilan kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan melaksanakan Pilkada pada 9 Desember 2020. Saat ini, proses Pilkada Manggarai, tengah memasuki tahapan pencocokan dan penelitian (Coklit) data pemilih.

Akses jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau semua wilayah kabupaten ini, menjadi tantangan tersendiri bagi petugas atau panitia Pemilu di tingkat kecamatan dan desa, seperti yang dialami oleh Pantia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Reok Barat.

Demi mengakses jaringan telepon dan internet untuk mengirim data laporan pengawasan Coklit ke Bawaslu Republik Indonesia di Jakarta, mereka harus rela naik turun gunung dan bukit.

Agustinus Supardi, Ketua Panwascam Reok Barat mengisahkan, mencari sinyal telepon dan internet merupakan rutinitas pokok mereka selain tugas pengawasan.

Setiap kali ingin mengirim laporan online atau sekadar berkordinasi dengan Bawaslu kabupaten atau Bawaslu RI, ia bersama staf Pengawas Kelurahan/Desa harus berjalan kaki menuju puncak bukit atau gunung di sejumlah wilayah desa di kecamatan tersebut.

“Terkadang dalam perjalanan, bertemu ular, tetapi demi tugas negara, saya bersama teman-teman yang lain harus tetap semangat,” kisahnya kepada Ekorantt.com, Kamis (14/8/2020)

Meski banyak tantangan selama perjalanan menuju tempat sinyal, kata dia, “demi kepentingan umum dan tugas negara”, segala resiko mereka terima.

Agustinus mengatakan, hingga saat ini, ada 10 desa di Kecamatan Reok Barat belum ada akses jaringan telepon dan jaringan Internet.

Sulitnya akses jaringan telekomunikasi itu, katanya, menjadi kendala bagi mereka dalam melakukan koordinasi dengan pengawas Pemilu tingkat desa.

Meski demikian, lanjutnya, proses pengawasan dan pelaporan pada tahapan Coklit tetap berjalan dengan lancar.

Sementara itu, Sadin, salah satu pengawas Pemilu di Desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat, mengungkapkan bahwa sulitnya akses jaringan telekomunikasi di desa itu menjadi salah satu tantangan baginya, ketika hendak berkoordinasi dengan Panwascam.

“Untuk konsultasi pengawasan saja, saya harus tempuh perjalanan selama 30 menit untuk mendapatkan jaringan telepon di atas bukit,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Edy, pengawas Pemilu di Desa To’e.
Demi mengakses sinyal telepon dan internet untuk keperluan tugasnya, ia harus mencari tempat khusus di puncak bukit di desanya.

Padahal, kata dia, di desa tetangga, yakni Desa Kajong sudah dibangun tower jaringan Telkomsel, namun belum diaktifkan.

Ia berharap, pihak Telkomsel segera mengaktifkan Tower yang sudah dibangun itu.

Adeputra Moses

TERKINI
BACA JUGA