Ruteng, Ekorantt.com – Kontraktor proyek rehabilitasi jalan penghubung Kampung Laru, Desa Manong dengan Kampung Poka, Desa Benteng Tubi di Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai sudah mulai menurunkan material, padahal proses tender belum selesai.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai, Yohanes Donbosco menanggapi bahwa hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai.
“Untuk pen-dropping-an material, Dinas PU tidak tahu sama sekali. Karena memang Dinas PU belum mengeluarkan surat perintah apapun untuk melaksanakan kegiatan di ruas Poka, Benteng Tubi,” ungkapnya saat diwawancara Ekora NTT, Selasa (18/8/2020).
“Jelas Dinas PU akan memberikan teguran yang keras dan juga nanti material yang bersangkutan yang sudah di-dropping kalau memang lokasi penanganannya bukan di situ, silakan diangkat kembali,” sambungnya.
Ia menambahkan, rencana kontraknya akan mulai pada hari 24 Agustus mendatang.
“Normalnya memang setelah tanda tangan kontrak, baru laksanakan kegiatan di lapangan,” cetusnya.
Menurut Donbosco, rencana awalnya, proyek rehabilitasi ruas Laru-Benteng Tubi menelan dana 1 miliar rupiah.
“Kita lihat kembali karena terjadi rasionalisasi, maka pagu yang 1 miliar lebih kemarin itu sudah diturunkan menjadi 600 juta,” sebutnya.
Anggaran senilai 600 juta tersebut, kata Donbosco, difokuskan pada titik-titik yang parah.
“Tetap kita akan sesuaikan kembali dengan permintaan dari masyarakat khususnya dari teman-teman DPR kemarin. Nah tetap nanti pada saat rekayasa lapangan akan komunikasi kembali dengan kepala desa atau dengan anggota DPRD yang bersangkutan. Kira-kira dengan uang 600 juta, penanganannya di mana-mana saja sesuai dengan apa yang mereka inginkan,” terangnya.
(Baca juga: Ikuti Permintaan Masyarakat, Anggota DPRD Manggarai Ini Blokir Jalan)
Sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Manggarai, Paulus Jemarus memblokir ruas jalan penghubung Kampung Laru, Desa Manong dengan Kampung Poka, Desa Benteng Tubi di Kecamatan Rahong Utara, pada Sabtu (15/8/2020).
Menggunakan potongan pohon dan dahan kayu serta drum aspal bekas, ia memalang jalan itu agar tidak bisa dilalui kendaraan pengangkut material proyek.
Jemarus mengklaim, aksi tersebut ia lakukan, mengakomodir permintaan masyarakat Benteng Tubi yang menginginkan perbaikan jalan itu dimulai dari selatan, yakni dari perbatasan Desa Buar menuju Kampung Laru yang melewati Desa Benteng Tubi.
