Maju Lagi, Bupati Soliwoa Klaim Tingkat Aksesibilitas di Ngada Capai 100 Persen

Bajawa, Ekorantt.com- Setelah menyatakan diri maju lagi, Bupati Ngada, Paulus Soliwoa menggandeng Greg Upi Dheo dalam perhelatan Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

Bupati Soliwoa pun mengklaim bahwa tingkat aksesibilitas di Kabupaten Ngada telah mencapai 100 persen. Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara di Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (STIPER FB), Jum’at (28/08/2020).

Dari penjelasannya, tingkat aksesibilitas merujuk pada akses transportasi dari dan menuju wilayah-wilayah potensial di Kabupaten Ngada yang saat ini sudah mencapai 100 persen.

“Artinya semua wilayah potensial sudah diakses dengan sarana transportasi,” sambungnya.

Soliwoa memaparkan, pemerintah telah membangun dan meningkatkan ruas jalan sepanjang 723,71 kilometer dari 1.042 kilometer jalan kabupaten. Dampaknya, wilayah-wilayah potensial di Kabupaten Ngada sudah bisa diakses dengan sarana transportasi darat.

Selain itu, pelayanan air minum sejak tahun 2015 sampai sekarang mengalami peningkatan. Tahun 2015, jumlah kepala keluarga yang terlayani sebanyak 23.389 atau 66,2 persen. Tahun 2016 sebanyak 25.777 kepala keluarga atau 72,98 persen. Tahun 2017 sebanyak 26.490 kepala keluarga atau 75 persen

Sementara tahun 2018 sebanyak 26.834 kepala keluarga atau 76 persen. Dan tahun 2019 sebanyak 27,903 kepala keluarga atau 79 persen.

“Jumlah tersebut merupakan terget yang harus dicapai, sebanyak 35.320 kepala keluarga yang harus terlayani,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Bupati Soliwoa, anggota DPRD Ngada, Yohanes Don Bosco Ponong mengatakan, pembukaan sejumlah ruas jalan di Ngada terjadi  pada masa Bupati Marianus Sae. Kala itu, semua daerah terisolasi sudah bisa dibuka.

“Salah satunya jalan ke Warunembu, Desa Lanamai I, Kecamatan Riung Barat. Zaman Bapak Marianus, kampung ini kendaraan sudah masuk sampai sekarang,” ujar politisi Partai Amanat Nasional ini.

Menurutnya, setelah Marianus Sae tersandung masalah hukum, sejumlah ruas jalan yang sudah dibuka tidak diikuti dengan peningkatan. Tak heran, beberapa ruas jalan mubazir dan rusak.

“Contoh ruas jalan ke Warunembu itu jalan tanah. Jalan Rio menuju Warunembu sudah mubazir. Dan masih banyak ruas jalan lain di Ngada yang tidak diikuti dengan peningkatan ke Lapen dan HRS. Alasannya karena keterbatasan anggaran,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bosco Ponong berharap adanya keberpihakan anggaran untuk sejumlah ruas jalan di Kabupaten Ngada.

“Jangan jalan dibuka tahun 2017, sampai sekarang tidak ada perhatian, seperti ruas jalan Rio-Warunembu,” ujar mantan aktivis PMKRI itu.

Belmin Radho

spot_img
TERKINI
BACA JUGA