Proyek Irigasi Dikerjakan ‘Asal Jadi’, Dua Anggota DPRD Matim Tegur Kontraktor dan Pengawas

Borong, Ekorantt.com – Dua anggota DPRD Manggarai Timur, Damianus Damu dan Bona Jemarut, menegur kontraktor dan pengawas lapangan proyek rehabilitasi jaringan irigasi Wae Lepang II di Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka.

Teguran terhadap kontraktor dan pengawas lapangan terjadi saat kedua wakil rakyat itu melakukan monitoring pengerjaan proyek tersebut pada Sabtu (3/10/2020).

Saat monitoring itu, mereka menemukan material batu dan pasir yang akan digunakan dalam proyek tersebut, tidak berkualitas.

Proyek APBD II Tahun 2020 senilai Rp500 Juta itu dikerjakan oleh CV Darnia Indah.

Kedua wakil rakyat itu sempat menguji kualitas batu dengan cara membenturkan ke tanah. Dan saat berbenturan dengan tanah, batu itu mudah pecah.

Setelah mengetahui batu yang tidak berkualitas itu, mereka kemudian memanggil warga pemilik batu dan meminta agar tidak boleh lagi menyiapkan atau menjual batu yang demikian ke kontraktor.

Lalu, mereka juga menemukan material pasir yang bercampur tanah.

Material pasir yang digunakan dalam proyek rehabilitasi jaringan irigasi Wae Lipang II.

Kedua politisi itu mendokumentasikan material proyek yang tidak layak pakai itu melalui rekaman video ponsel mereka.

Selain mengecek material, mereka juga memeriksa kualitas pengerjaan proyek tersebut.

Di sejumlah titik yang direhab, mereka menemukan campuran pasir dan semen yang langsung dicor di atas permukaan tanah. Pekerja tidak membersihkan dan menggali dasar bagian irigasi sebelum pembetonan.

Menyaksikan material yang tidak berkualitas dan pengerjaan proyek yang ‘asal jadi’ itu, kedua anggota DPRD Dapil Poco Ranaka Raya itu memarahi pengawas dan staf kontraktor pelaksana serta para pekerja.

Mereka marah lantaran pengawas ada di lokasi, tetapi membiarkan kontraktor menggunakan material yang tidak berkualitas dan mengerjakan proyek itu secara asal-asalan.

“Material pasir jelek. Ini pasir lokal yang orang kampung sekitar tidak pernah pakai untuk bangunan rumah mereka. Proyek fisik Dana Desa juga tidak pernah pakai itu pasir. Kok proyek ini saja yang menggunakannya,” kata Damianus.

Ia menilai pengawas lapangan proyek tersebut tidak tegas dan seperti tidak memahami konstruksi pekerjaan itu.

“Indikasinya jelas, material tidak masuk kriteria dibiarkan saja, berlanjut pula pada pengerjaan  yang sangat memprihatinkan. Ada apa dengan pengawas ini?”, ujarnya.

“Tukang atau pekerja juga terkesan buat asal jadi yakni tidak melakukan pembersihan pada bidang yang hendak ditambal atau direhab. Mohon perhatian serius soal ini agar tidak menjadi soal yang tidak kita inginkan bersama terkait hasil pekerjaan,” imbuhnya.

Wakil Ketua II DPRD Manggarai Timur itu mendesak Kabid Irigasi Dinas Pekerjaan Umum segera turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi proyek tersebut.

“Saya mohon Kabid Irigasi secepatnya turun ke lokasi agar secepatnya ambil langkah tegas, sehingga kejadian tidak berlanjut dan berdampak pada kerugian yang lebih besar,” katanya.

Bona Jemarut menegaskan, kontraktor harus memperhatikan kualitas dan tidak boleh ‘main-main’ dalam mengerjakan proyek.

Ia mengatakan, pemerintah mengalokasikan dana untuk pengerjaan irigasi itu agar menunjang kebutuhan masyarakat.

Oleh Karena itu, ia meminta kontraktor pelaksana harus memperhatikan kualitas material dan kualitas pengerjaan proyek tersebut.

“Jangan kejar untung, lalu abaikan kualitas. Kontraktor pelaksana jangan main-main dengan kualitas,” tegas Bona.

Politisi PKB itu juga berharap agar masyarakat Golo Wune dan sekitarnya ikut mengontrol karena  mareka yang akan memanfaatkan irigasi itu.

(AR/Ekora NTT)

spot_img
TERKINI
BACA JUGA