Ende, Ekorantt.com – Progam Kampung Inggris yang dikembangkan oleh Desa Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende membutuhkan persiapan yang matang, khususnya sumber daya manusia.
Dalam acara penutupan pelatihan bahasa Inggris bagi masyarakat Desa Waturaka di Wisma Emaus-Ende, Senin (06/12/2020), pengelola Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Biara Serikat Pengikut Yesus (CIJ) Ende, Irminus Deni menegaskan bahwa kapasitas masyarakat setempat harus diperkuat. Hal ini mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata nantinya.
Irminus menambahkan, program Kampung Inggris harus memandirikan masyarakat lokal lewat keterlibatan langsung dalam pengelolaan pariwisata, mengingat Waturaka termasuk salah satu desa penyangga pariwisata di kawasan wisata Danau Kelimutu.
“Kita sudah lakukan pelatihan dua klaster. Ada siswa SD, SMP, dan masyarakat untuk peningkatan kapasitas bahasa Inggris dan metode pengelolaan pariwisata. Hal ini agar mereka tidak hanya sebagai penonton dalam geliat pariwisata,” ungkap Irminus.
Kepala Desa Waturaka, Yoseph Alexander Wawo pada kesempatan yang sama mengatakan, Pemerintah Desa Waturaka terus mendukung langkah menuju pencanangan Kampung Inggris Waturaka pada Januari 2021.
Dirinnya berjanji untuk mendorong intervensi dana desa dalam pendampingan lanjutan pada tahun 2021.
“Kita dukung penuh. Soal dana akan kita intervensi melalui dana desa. Kita berharap BLK komunitas dari CIJ tetap bersama kami untuk tujuan mulia ini. Kita tidak boleh diam,” tegas Alexander.
Sementara itu, Kadis Nakertrans Kabupaten Ende, Kapitan Lingga mengapresiasi peran BLK Komunitas CIJ dalam mendorong keterampilan berbahasa Inggris bagi warga Desa Waturaka.
Hal ini, kata Kapitan, penting dilakukan agar masyarakat lokal menjadi subyek pengembangan kawasan wisata Kelimutu.
“Kita akan jadikan prioritas. Pendanaan tentu harus disiapkan untuk tujuan peningkatan kapasitas. Tahun 2021, saya sudah bangun komunikasi dengan beberapa pihak. Dan konsep BLK untuk perkuat masyarakat Desa Waturaka jadi prioritas. Wisata prioritas maka warga lokal harus menjadi pengelola,” pungkas Kapitan.
