Pemkab Ende dan PLN UPK Flores Teken MoU Implementasi Teknologi Olah Sampah

Ende, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ende meneken kerja sama dengan PT. PLN Persero UPK Flores, PT. Comestoarra, dan Organisasi Aku Cinta Lingkungan Hidup terkait implementasi teknologi olah sampah di sumbernya yang menjadi bahan baku energi kerakyatan.

Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Aula Pertemuan Lantai I Kantor Bupati Ende, Kamis (10/12/2020).  Pada kesempatan itu, Bupati Ende, Djafar H. Achmad mengapresiasi komitmen PLTU Ropa dalam pengembangan energi biomassa.

Bupati Djafar mengatakan, sampah menjadi salah satu masalah serius di wilayah Kabupaten Ende. Untuk itu, penggunaan teknologi biomasa berbahan baku sampah akan didukung penuh oleh Pemkab Ende.

“Kerja sama ini tentu berdampak positif selain penanganan masalah sampah, tentu akan mendatangkan peningkatan ekonomi warga,” kata Bupati Djafar.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) UPK Flores berhasil melakukan uji coba co-firing 10% Batu Bara Nabati (BBN) yang diproduksi dengan metode Tempat Olahan Sampah di Sumbernya (TOSS) dengan Batu Bara.

Uji coba yang pertama dilakukan di Indonesia tersebut melibatkan pihak PLN UPK Flores, PLN UIW NTT, PT PJB, PT PJBS, PLN Puslitbang, PLN Pusenlis dan startup company comestoarra.com yang mengembangkan metode TOSS dan fokus pada pelatihan dan pemberdayaan masyarakat untuk pengolahan sampah menjadi bahan baku energi.

Program co-firing ini juga merupakan perwujudan dari transformasi PLN di bidang energi bersih. Bahan baku dari BBN adalah sampah biomassa yang terdiri dari ranting pohon, daun, sekam padi, rumput, dan limbah kayu legal (legal wood), yang diproses menggunakan metode peuyeumisasi (biodrying) untuk selanjutnya diproses peletisasi.

Uji co-firing di PLTU Ropa-Flores merupakan rangkaian uji coba yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) dan anak perusahaannya dalam merealisasikan amanat peraturan direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.P/DIR/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu Bara dengan Bahan Bakar Biomassa serta target 100 persen rasio elektrifikasi serta capaian target 23 persen Energi Baru Terbarukan pada 2025 yang dicanangkan oleh kementerian ESDM.

Tahapan dimulai dari perencanaan, evaluasi dan assesment kesiapan PLTU Ropa, serta penyediaan pelet sampah biomassa sebanyak 20 ton yang disupply dari TOSS Jepara, TOSS Batalyon Armed 7, Bekasi, TOSS Gerakan Ciliwung Bersih Jakarta, dan juga TOSS Desa Sampalan, Klungkung, Bali. Langkah selanjutnya adalah pembagian tim dan infrastruktur pendukung hingga akhirnya melakukan pengujian pada tanggal 14 – 15 September 2020.

Menurut CEO startup company comestoarra.com, Arief Noerhidayat, penggunaan BBN ini adalah yang pertama di Indonesia karena seluruh materialnya disesuaikan dan diuji sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh PT PLN (Persero).

“Kami pastikan bahwa seluruh materialnya adalah sampah biomassa,” jelasnya

Dari sisi teknis pelaksanaan uji co-firing di PLTU Ropa-Flores, Manajer UPK Flores, Lambok Siregar memaparkan bahwa pembakaran BBN sempurna dan karakteristiknya mirip dengan batu bara yang digunakan di PLTU merah putih tersebut.

“Pada saat kami melakukan mixing antara batu bara dengan BBN, hanya dibutuhkan waktu 30 menit masa transisi hingga mencapai titik stabilisasi”.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img