Maumere, Ekorantt.com -Hampir tak ada area kosong di sekitar rumah Yosef Marung, warga Nita Pleat, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Di sisi timur, barat, utara dan selatan rumahnya tampak tanaman vanili bertumbuh subur dan tertata dengan apik.
“Ini sudah berusia tiga tahun. Saya mulai tanam vanili di pekarangan rumah sejak 2017,” katanya kepada Ekorantt.com yang mengunjungi rumahnya pada Senin (11/1/2021).
Vanili-vanili itu ia tanam dengan tiang rambat dari kayu gamal. Ada juga beberapa tiang rambat yang ia buat dari anyaman kawat halus dan sabut kelapa. Tiang-tiang rambat itu ditanam dengan jarak yang telah diatur.
Tampak pohon vanili yang hijau menjalar, meliliti tiang rambat yang berjejer rapi. Pemandangan itu sangat menarik, dan membuat setiap tamu yang datang berdecak kagum dan ingin berlama-lama berada di tempat itu.
“Saya sengaja tanam ini di pekarangan rumah, supaya saya tidak jauh mengontrolnya,” ungkapnya.
Selain itu, tanaman vanili itu ia tata rapi untuk memperindah lingkungan rumahnya. “Saya juga tanam vanili di sekitar rumah untuk dijadikan tempat rekreasi,” tutur pria yang biasa disapa Nong itu.
Belajar dari Youtube
Nong mengisahkan, awalnya, ia menanam vanili di pagar pembatas di sekitar rumahnya dan belum ditata dengan baik. Namun, sejak ia sering menonton video tutorial budidaya vanili di youtube, ia mulai mempraktikkannya di pekarangan rumah.
Selain belajar dari youtube, Nong juga bergabung dengan grup facebook petani vanili. Di grup itu, ia sering berdiskusi dengan beberapa petani vanili di Pulau Jawa.
Dari teman-teman petani di grup facebook itu, ia mendapat banyak pengetahuan tentang cara merawat tanaman vanili.
Gunakan Pupuk Organik
Nong mengatakan, untuk menyuburkan tanah di kebun vanili itu, ia menggunakan pupuk organik yang dibuatnya.
“Ini semua pupuk dari kotoran ayam. Saya ambil dari kandang-kandang ayam warga. Kotoran ayam itu saya campur dengan daun-daun. Saya buat pupuk kompos sendiri,” katanya.
Ia memilih menggunakan pupuk organik karena ingin menjaga keasaman tanah.
“Kalau pakai pupuk kimia, tanah itu akan rusak, tanaman mudah layu. Keasaman tanah juga akan tinggi,” ungkapnya.
“Salah satu alasan saya menggunakan pupuk kompos atau organik itu karena saya mau merawat bumi,” imbuh petani yang pernah diutus oleh Pemerintah Kabupaten Sikka untuk mengikuti pelatihan pertanian di Malang, Jawa Timur itu.
Selama ini, kata dia, banyak petani dari sejumlah desa di Sikka maupun dari luar Sikka yang datang untuk belajar bersamanya.
“Kami saling berbagi dan saling belajar satu sama lain,” pungkasnya.
Kini, total 1500 pohon vanili yang sudah ia tanam. Dari jumlah itu, sekitar ratusan pohon vanili ia budidaya di pekarangan rumahnya.
Adeputra Moses