Larantuka, Ekorantt.com – Ekora NTT menyambangi lokasi pekerjaan bangunan Puskesmas Lambunga, Adonara, Flores Timur pada Minggu (17/1/ 2021). Hal ini untuk memastikan pemberitaan tentang aksi kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan oleh pihak kontraktor.
Saat dihubungi, kontraktor pelaksana rehabilitasi pekerjaan bangunan Puskesmas Lambunga, Semara Duran menepis berita miring tersebut.
Semara menjelaskan, wartawan Teras-ntt.com, Agustinus Lamahoda telah dua kali memuat berita tentang rehabilitasi pembangunan Puskesmas Lambunga tanpa klarifikasi.
“Informasi yang beredar sepanjang malam, pagi, siang sampai sore itu sangat merugikan saya. Artinya bahwa apa yang disampaikan tidak betul sesuai dengan kejadian kemarin. Inti dari persoalan kemarin itu sangat sederhana. Ketika saya minta untuk teman (wartawan klarifikasi -Red) tetapi tidak diindahkan,” jelas Semara Duran.
Menurutnya, judul berita yang ditulis sangat tendensius dan tentu saja merugikan pihaknya.
“Judul berita ya, anggaran miliaran rupiah, kesannya proyek itu asal jadi. Artinya, ketika dia keliaran di luar, saya minta dia untuk klarifikasi, sehingga ini tidak terjadi polemik yang banyak. Apalagi pekerjaan kami ini kan sudah makan waktu, waktu sudah keluar dari kontrak yang normal. Kontrak pertama sudah tuntas, adendum pertama 50 hari lewat, lalu muncul adendum yang kedua”, bebernya lebih jauh.
Semara bilang, “sisa waktu yang ada ini, bagaimana kami bertanggung jawab. Lalu ketika ada informasi yang menyudutkan kami, kami merasa dirugikan. Sehingga ketika saya lihat dia keliaran di sini, saya minta ke lokasi. Sehingga saya minta kira-kira apa yang menjadi persoalan sehingga saya minta konsultan pengawas secara teknis menjelaskan. Kira-kira komposisi betonisasi yang perbuatan secara teknis bisa dibicarakan,” tambahnya.
Semara juga memastikan bahwa kontraktor tidak menganiaya Agustinus.
“Saat itu saya ajak dia memang sedikit memaksa dengan maksud agar bisa dibicarakan baik-baik. Seketika itu ada tukang yang memang sedikit marah datang dengan spontan tanya dia dengan suara tinggi, dan kepala tukang datang dan bertanya ada apa ini. Saya jelaskan kalau ini wartawan yang kemarin menulis berita itu, dan kepala tukang seperti menghalaunya dengan punggung tangan,” jelasnya.
Tidak ada pengroyokan, kata Semara. Tapi informasi yang beredar bahwa dirinya mencekik wartawan.
“Wah saya tidak cekik dia. Saya sangat paham tentang tugas seorang jurnalis. Saya malahan senang jika pekerjaan saya dikritik sehingga bisa diperbaiki, asalkan itu dilakukan dengan mendengar klarifikasi teknis dari kami,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan konsultan pengawas, Rajawati dan Hendrik Doken. Keduanya mengatakan bahwa memang ada aksi spontanitas dari pekerja bangunan dengan menyibakkan telapak tangan luar ke arah wajah wartawan.
Yurgo Purab