Maumere, Ekorantt.com – Sekitar 700-an nelayan mengeluhkan kondisi kolam labuh, tempat bersandarnya perahu nelayan, di Nangahure lembah, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat , Kabupaten Sikka. Pasalnya, kolam labuh yang dikerjakan sejak tahun 2009 itu kondisinya memprihatinkan.
Pantauan Ekora NTT pada Senin (18/01/2021), tampak pemecah gelombang di kolam labuh Nangahure Lembah mulai roboh dan mengalami pendangkalan.
Salah seorang nelayan setempat, Laus Diaz kesal dengan belum rampungnya kolam labuh yang dibangun sejak tahun 2009 pada masa Bupati Sosimus Mitang itu.
“Kolam labuh ini sudah lama dikerjakan sekitar 10 tahun tapi belum selesai juga. Kalau ombak besar tambah angin kencang kapal-kapal yang ada di kolam labuh ini bisa terhempas sampai ke lapangan,” ungkap Laus Diaz kepada Ekora NTT, Senin (18/1/21).
“Batu-batu pemecah gelombang di kolam labuh itu awalnya tinggi bahkan mobil juga bisa lewat. Tapi sekarang batu-batunya mulai roboh pelan-pelan. Kalau masuk musim angin barat ombak bawa batu-batu ini keluar semua ke darat,” tambahnya.
Nelayan lainnya, Tang Hajah Moktar meminta agar kolam labuh diperluas sehingga bisa menampung sekitar 700-an kapal yang bersandar. Dirinya kecewa dengan sejumlah pejabat yang datang ke lokasi dan berjanji untuk memperbaikinya.
“Pemerintah tolong perbaiki dan perluas kolam labuh. Jangan hanya datang lihat saja kolam ini, kemudian janji untuk perbaiki, tapi tidak ada tindak lanjutnya,” ujar Moktar.
Seingatnya, sudah banyak pejabat yang datang berkunjung ke kolam labuh tersebut. Mulai dari anggota DPRD Sikka, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, bahkan mantan Gubernur NTT, Frans Lebuh Raya sempat berkunjung ke sana. Tapi tindak lanjutnya belum ada.
“Mereka pernah datang kunjungi kolam labuh. Waktu itu ada tenda di lapangan. Sekarang kami tidak percaya lagi banyak janjinya. Ini kali kalau mau tusuk kami pilih-pilih orang. Kami lihat-lihat orang,” pungkasnya.