Enam Rumah Warga di Ende Nyaris Rubuh Imbas Pembangunan Hotel Atalia, Janda Sina: Bupati Tolong!

Ende, Ekorantt.com – Pembangunan Hotel Atalia berbintang tiga plus oleh Atanusa Group di Jalan Diponegoro Kota Ende menuai masalah. Setelah mangkrak pada tahun 2019 silam akibat tersandung kasus hukum oleh pihak Kejati NTT dalam perkara kredit macet Bank NTT Cabang Utama Surabaya, saat ini lokasi tersebut menimbulkan ancaman bagi warga sekitar.

Setidaknya, ada enam (6) rumah warga di RT 33, RW 08, Kelurahan Onekore, Kecamatan Ende Tengah terancam rubuh akibat longsoran tanah pada galian liang pondasi sedalam kurang lebih 5 meter. Warga setempat termasuk seorang janda Rotan Sina (83) terancam kehilangan tempat tinggal sebab sebagian diding rumah semi permanen berjatuhan ke liang itu.

“Dapur dan kamar mandi saya sudah mau ambruk. Bapak Bupati tolong!! Tolong datang lihat kami dan beri solusi,”keluh Sina.

Ia mengaku selama hujan mengguyur Kota Ende, kehidupannya semakin was-was lantaran pondasi rumahnya terancam ambruk akibat galian pembangunan Hotel Atalia tersebut. Rotan Sina mengaku takut atas ancaman akibat kondisi itu, apalagi pada malam hari.

“Iya, takut rubuh pak, apalagi tengah malam. Kami sangat terancam,”tutur Sina.

Hal serupa juga diungkapkan Oktavianus Papa yang menyebutkan lubang septiktang kamar WC miliknya sudah mau ambruk akibat pembangunan hotel megah itu. “Lantai sudah pecah semua, kandang ternak saya juga sudah tergantung dan hampir jatuh,”tutur Oktavianus.

Atas kejadian itu, warga setempat telah melayangkan surat keberatan kepada pemerintah namun hingga kini belum menanggapi.

“Kami sudah kirim surat ke pemerintah Kabupaten Ende pada bulan November tahun 2020 yang lalu namun hingga saat ini belum ditanggapi. Surat itu ditandatangani Ketua RT 33, Nikolaus Nira dan Ketua RT 38, Agustinus Longga bersama 17 warga lain,”ujar Rafael Sapo.

Rafael menambahkan selain mengancam rumah warga, pembangunan hotel berbintang yang kini mangkrak tersebut juga mengakibatkan kerusakan badan jalan rabat di sisi kiri lokasi tersebut menyebabkan akses masuk bagi warga sekitar akan terputus.

“Pak lihat toh, rabat sudah menggantung. Kalau tidak ditangani segera maka akan ambruk dalam waktu dekat ini,”kata Rafael.

Untuk diketahui, adapun enam rumah warga yang tercatat ialah rumah milik seorang janda Rotan Sina, rumah milik Yardi Ola, Kornelis Ampe, Ortavianus Papa, Heri Wasa dan rumah milik Ari Lete.

TERKINI
BACA JUGA