Larantuka, Ekorantt.com – Mawar (bukan nama sebenarnya), perempuan di bawah umur (17 tahun), diduga menjadi korban penipuan akun palsu. Korban yang masih duduk di bangku kelas 2 salah satu SMA di Pulau Adonara, Flores Timur itu rela mengirimkan foto dan video bugilnya saat diminta oleh akun facebook AB.
Mawar bilang, AB sempat menjalin hubungan pacaran dengannya. Bahkan, dirinya kerap diajak bertemu tapi ia menolak.
“Akun AB add saya dan saya konfirmasi. Kami chattingan. Lalu kami dua saling kenal, terus dia minta kami dua pacaran. Mulai tanya nama, asal, dan dia bilang dia dari Witihama tapi sekolah di Kupang. Dia minta kirim foto dan saya kirim,” tuturnya kepada Ekora NTT pada Sabtu (6/2/2021).
“Dia ajak ketemuan, tapi saya tidak mau. Pas menjelang pesta paskah dia mau ajak ketemuan, kan dia sekolah di Kupang. Saya juga iyakan, tapi saya tidak mau ikut. Dia ajak ketemuan nanti di pantai. Pokoknya dia ajak berulang-ulang kali tapi saya tidak mau. Lalu dia bilang kalau tidak mau ketemu dia, hpnya dia jual. Dia blokir saya,” tambahnya.
Setelah akun palsu AB memblokir dirinya, sebuah akun bernama Tom Jerry mengirim pesan bernada ancaman. Akun itu meminta Mawar untuk mengirim video bugil.
“Dia bilang ‘saya sebar ini foto mungkin besok kamu tidak ikut ujian’. Dia ancam saya begitu. Saya juga tertekan, jadi saat menjelang ujian saya tidak fokus. Terus saya kirim lagi (video) tapi dia ajak ketemuan saya tidak mau. Dia paksa ulang-ulang tapi saya tidak mau maka dia sebar,” ujar Mawar
Lalu, foto Mawar tersebar di facebook, menandai beberapa temannya. Sesegera mungkin ia menutup akun facebooknya.
Keluarganya menduga bahwa akun Tom Jerry hanyalah akun palsu dan pemilik akun merupakan orang sedesa. Lalu mereka berusaha untuk menjebaknya.
“Abang-abang saya datang ke rumah jadi saya cerita. Jadi saya pu abang ini rencana mau jebak. Jadi pas jebakan itu malam Jumat. Lalu itu laki-laki SMS. Dia mau ketemu dekat sekolah. Dia sendiri tentukan rumah kosong. Jadi rumah itu kosong ibu sama anaknya merantau,” tutur Mawar terbata-bata menceritakan kisahnya.
Namun usaha tersebut gagal lantaran ada warga yang melintas. Malam yang sama, pihak keluarga mendatangi rumah seseorang aparat desa yang diduga pemilik akun palsu.
“Kami ke rumah dia, gedor pintunya. Dia tidak mau buka. Pagi, kami rencana ke rumah omong baik-baik agar di sekolah saya tidak malu lagi. Tapi dia ke rumah tanya ‘kemarin malam, kalian ke rumah buat apa? Lalu dia punya isteri datang. Dia pu isteri datang mau pukul saya. Dia pu isteri bilang di saya punya mama dan bapa bahwa ‘kamu punya anak itu pelacur’. Waktu itu saya punya bapa mau pukul dia. Tapi dia ajak isterinya pulang,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Pihak keluarga pun telah menceritakan kejadian ini ke Yayasan Permata Bunda. Perwakilan Yayasan Permata Bunda, Benedicta B.C Da Silva mengatakan, Mawar masih trauma secara psikologis.
Terlepas dari urusan hukum, kata Benedicta, Yayasan Permata Bunda menekankan pentingnya penyembuhan trauma, rasa malunya di lingkungan sosial, khususnya terhadap teman-temannya.
Bededicta meminta persoalan ini harus cepat diproses
Keluarga juga telah mengadu ke Polres Flores Timur. Polisi menanggapinya dengan mengeluarkan surat SP2HP/31/1/RES.2.5/2020 Reskrim perihal pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan perkara “mengirimkan video yang bermuatan kesusilaan melalui media elektronik”. Juga surat SPH2P yang kedua dengan nomor: SPH2P/35/II/ RES.2.5/2020 tertanggal 4 Februari 2021.
Yurgo Purab