Labuan Bajo, Ekorantt.com – Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman menilai, investasi sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi NTT belum tumbuh secara seimbang. Semestinya Pemda dan DPRD terus belajar bukan jadi penonton.
“Investasi di sektor pariwisata belum tumbuh. Covid-19 ini menghantam sektor pariwisata paling banyak. Di Mabar investasi terbesar ada di pulau, karena wisata bahari, tetapi di bawah penguasaan pusat,” katanya kepada Ekora NTT.
Ferdi Hasiman menjelaskan, peran kekuatan politik DPRD dan Pemda setempat untuk mendapat manfaat dan proposi keuntungan serta bagi hasil yang seimbang sangatlah penting.
Kendati demikian, sejauh ini ia mengaku belum ada upaya yang dilakukan oleh dua lembaga itu.
“Saya belum melihat langkah taktis politis DPRD dan Pemda Mabar untuk dapat proposi seimbang. Dugaan saya karena tidak mengerti dan tidak mau tau,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah daerah ke depan terus belajar dan mendorong pertumbuhan investasi pariwisata di wilayah itu.
“Langkah untuk Pemda Mabar ke depan belajar banyak bagaimana cara menarik manfaat buat Mabar dari wisata bahari. Jangan sampai jadi penonton seperti sekarang,” pintanya
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata superpremium. Kawasan Labuan Bajo dinilai memiliki potensi sebagai daerah wisata yang menarik wisatawan dalam maupun mancanegara.
Sejak tahun 2020 pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai menata dan mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas di Labuan Bajo. KSPN ini juga mencakup Pulau Rinca (di kawasan Taman Nasional Komodo).
Sandy Hayon