“Bak Petak Umpet”, Segudang Soal di Pasar Wolowona Butuh Penanganan Serius Pemkab Ende

Ende, Ekorantt.com – Salah satu pasar rakyat Wolowona persis di pintu masuk arah timur Kota Ende kini jadi sorotan. Berbagai masalah di pasar itu muncul seperti tak terurus. Sejak beberapa tahun belakang, gesekan antar aparat dan pedagang kerap terjadi.

Bak bermain “petak umpet”, kerap kali operasi penertiban yang dilakukan Aparat Satpol PP ditaati oleh pedagang hanya sesaat saja. Setelah petugas pulang, jubelan para pedagang kembali memenuhi trotoar dan badan jalan.

Para pedagang sayur dan pedagang ikan lebih banyak memilih menjual dagangan di area depan jalan. Kondisi ini diperparah jika pasar mingguan tiba tepatnya setiap hari Jumat, kondisi pasar semrawut, tak teratur.

“Mau kemana lagi ema (bapak), ema lihat toh padat begini. Harus Berebut tempat agar kami bisa jual sayur untuk makan minum kami. Kami pasrah saja, silahkan pemerintah atur yang baik,”ungkap seorang ibu, pedagang mingguan sayur yang berhimpit berjualan di tepi jalan kepada Ekora NTT pada Jumat, (12/02/2021).

Ribuan transaksi jual beli di lokasi tersebut membuat arus transportasi jalan Negara Ende-Maumere macet total. Butuh waktu 20 hingga 30 menit kendaraan berada di area tersebut.

Dilain sisi, kondisi pasar yang sempit, semrawut tak terurus membuat pasar ini mendapat image pasar terkotor di Kabupaten Ende. Bagaimana tidak, drainase jalan yang dipenuhi sampah dan sedimen lumpur kerap menimbulkan rembesan air berbau ke badan jalan.

Berdasarkan penelusuran Ekora NTT, sempitnya lokasi pasar wolowona menyebabkan para pedagang yang tidak mendapatkan lokasi berjualan terpakasa harus bertuan pada pihak perorangan. Mereka menyewa lahan milik salah satu warga di bagian barat Pasar Wolowona untuk menjual barang dagangan mereka.

Alhasil, situasi demikian semakin memperburuk manajemen pengelolahan pasar sebagai akses jual beli masyarakat yang nyaman. Patut diduga, pengelolahan seperti demikian merugikan negara dan daerah dari aspek Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Bupati Ende H. Djafar H Achmad dalam berbagai kesempatan kepada media menyampaiakan jika pihaknya akan mencari lokasi baru untuk memindahkan para pedagang di Pasar Wolowona namun hingga kini belum terealisasi.

Dihadapan media pada evaluasi pembangunan daerah tahun 2020 sebulan lalu, masalah pasar Wolowona mencuat ke permukaan.

Saat itu, Bupati Djafar memerintahkan Kepala Dinas Penanaman modal, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta kepala Satpol PP untuk melakukan berbagai upaya untuk menyelesaiakan masalah di Pasar Wolowona. Namun, hingga kini belum ada langkah penyelesaian.

Seorang pedagang Pasar Wolowona yang enggan namanya disebutkan mengusulkan dua alternatif kepada pemerintah Kabupaten Ende. “Cari lokasi baru dan pindah. Atau renovasi lagi kan bisa bangun dua lantai. Kalau tetap seperti ini tidak akan selesai masalah ini. Om lihat itu di dalam, bagaimana MCK nya,”ungkapnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA