Oleh: Maria F. Sumartif, S. Pd*
“Batas bahasaku adalah batas duniaku,” demikian kata Ludwig von Witgenstein seorang filsuf berkebangsaan Jerman. Ungkapan ini bermakna bahwa semakin banyak penguasaan bahasa seseorang maka semakin lapang kesempatan menjelajahi dunia. Dengan kata lain, bahasa merupakan “tiket” menuju belahan-belahan bumi.
Dewasa ini batas wilayah menjadi tidak penting dalam berkomunikasi. Satu-satunya hambatan yang ada hanyalah penggunaan bahasa yang berbeda. Di sinilah peran bahasa menjadi urgen.
Bahasa Jerman memiliki peranan penting dalam komunikasi internasional. Sekitar 120 juta orang di dunia berbahasa Jerman dan menempati urutan ke-12 bahasa dunia (Bdk. Ethnologue, 2019).
Di Eropa bahasa Jerman adalah bahasa ibu yang paling sering digunakan. Bahasa asing ini bahkan menempati kedudukan penting dalam dunia ilmu pengetahuan dan sastra, industri, perdagangan, dan budaya. Tak heran bila negara Jerman dijuluki sebagai “The land of poets and thinker”.
Peranan Bahasa Jerman
Kemahiran berbahasa Jerman membawa orang tidak hanya menjelajahi Jerman melainkan juga negara-negara lain yang menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa ibu. Dengan bahasa Jerman orang berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar ke Negara der Panzer atau mengikuti berbagai kegiatan di negara lain yang menggunakan bahasa tersebut.
Pemerintah Jerman menyediakan banyak beasiswa kuliah di Jerman sembari bekerja paruh waktu atau memperoleh izin kerja secara profesional bahkan menyediakan beasiswa penelitian bagi ilmuwan asing.
Keterampilan berbahasa Jerman yang mumpuni juga dapat memberi peluang berkarier pada perusahaan Jerman di tanah air atau di negara-negara lain di dunia.
Wisatawan dari negara berbahasa Jerman sering bepergian menjelajahi dunia. Tentu saja hal ini memberikan nilai plus bagi para pembelajar bahasa Jerman serta membawa dampak positif pada dimensi pariwisata dan perhotelan.
Program Bahasa Jerman
Menyadari akan pentingnya peranan bahasa Jerman di era globalisasi, SMAK Frateran Maumere telah mengakomodir bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing yang wajib dipelajari oleh peserta didik selain bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin.
SMATER, demikian nama popular SMAK Frateran Maumere juga menjalin mitra dengan Lembaga Kebudayaan Republik Federal Jerman, “Goethe Institut” yang berkiprah di seluruh dunia dalam bidang bahasa, budaya, dan seni dalam suatu jalinan program Sekolah Mitra Menuju Masa Depan (Partnerschule).
PASCH (akronim Partnerschule) membantu sekolah mitra dalam pengembangan mata pelajaran bahasa Jerman, mempersiapkan peserta didik meraih peluang beasiswa kuliah di Jerman dan peluang kerja yang terkait serta menyediakan kursus musim panas (Sommerjugendkurs) di Jerman bagi peserta didik yang berprestasi.
PASCH juga memberikan kesempatan kepada segenap guru dan kepala SEKOLAH mengikuti program dan kursus bahasa Jerman serta mendatangkan pakar kependidikan dan native speaker membina sekolah mitra.
Program khusus lainnya adalah pelatihan bagi guru bahasa Jerman baik di Indonesia maupun di Jerman.
Beasiswa Guru
Beberapa waktu lalu tepatnya pada medio 2019, penulis berkesempatan mengunjungi negeri der Panzer melalui program beasiswa Sommerkurs (kursus musim panas). Setelah melewati perjalanan panjang (± 16 jam penerbangan), penulis akhirnya menginjakkan kaki di kota Düsseldorf. Di ibu kota Nordrhein-Westfallen, penulis memperdalam penguasaan bahasa Jerman selama sebulan dan tinggal bersama orang tua asuh.
Di samping kursus kebahasaan, juga disuguhkan berbagai program eksplorasi wisata Düssie (sebutan untuk Düsseldorf) seperti mengunjungi Altstadt (kota tua) dan kastil Kaiserwerth di tepi sungai Rhein.
Selain itu juga berkesempatan mengunjungi Gereja Lambertus Basilika, tempat disimpannya tulang-belulang Santo Aprilianus dalam peti emas serta melihat batu-batu peringatan kematian korban kekejaman Nazi yang dalam bahasa Jerman disebut Stolpersteine.
Sambil menikmati waktu-waktu sisa di kota fashion nomor satu Jerman, penulis masih berkesempatan mengunjungi Königsallee (surga para maniak shopping brand mewah), juga mengunjungi Kathedral terbesar di Eropa Tengah, yang dikenal dengan Kölner Dom serta bekas ibu kota Jerman Barat, Bonn.
Kisah perjalanan ini diakhiri dengan “Pesona Indonesia dan Nian Tana Sikka” yang penulis presentasikan kepada pengajar dan peserta kursus dari berbagai belahan dunia.
Beasiswa Peserta Didik
Pada tahun yang sama (2019), dua peserta didik SMATER juga berkesempatan mengunjungi tanah kelahiran Habermas (filsuf dan sosiolog dunia) melalui kursus musim panas remaja (Sommerjudendkurs). Oleh karena itu, bagi milenials yang saat ini masih berada di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan bermimpi menjelajahi dunia, mari bergabung bersama kami.
SMATER akan menghantar Anda tidak hanya menuju negeri der Panzer. Anda dapat berkunjung ke negeri Paman Sam (AS), negeri sakura (Jepang), negeri tirai bambu (Cina) atau pun ke negeri-negeri lainnya. SMATER siap mewujudkan mimpi generasi “alpha”.
*Penulis adalah Guru Bahasa Jerman di SMA Katolik Frateran Maumere