Ketika Taman Kota Larantuka Dijadikan Lapak Baca dan Ruang Diskusi

Larantuka, Ekorantt.com – Taman Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur memang tak seriuh kemarin saat pandemi Covid-19  belum melanda Indonesia. Meski demikian, anak muda masih saja nimbrung di taman itu sembari berfoto ria dan menikmati panorama laut.

Sesekali mata mereka tertuju jauh ke tengah pantai. Mengamati perahu-perahu di bibir pantai yang diterjang  gelombang kecil hingga miring tak beraturan dan kembali tenang setelah laut teduh.

Di tengah taman kota itu, ada sebuah panggung kecil. Pada etalase panggung itu berhamburan buku-buku karya sastra.

Tampak sejumlah pemuda pencinta sastra dan teater sedang membaca buku, berdiskusi, dan bicara mengenai situasi kekinian di Flores Timur.

Saat disambangi Ekora NTT di Taman Kota Larantuka pada 3 Maret 2021, pendiri Lapak Baca Sastra dan Teater, Zaeni Boli mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan secara rutin setiap hari Rabu. Tujuannya menjadikan ruang publik sebagai ruang dan kultur literasi. Menikmati secara bersama, membaca, dan berdiskusi hal-hal penting.

“Saya lebih fokus ngobrol tentang  sastra dan teater. Kita adakan ini ke masyarakat umum, terutama di taman kota. Saya pingin ruang seni ini tetap ada,” ujarnya.

Walau giatnya kecil, namun aktor kawakan tetaer Nara ini berharap semangat literasi di Flores Timur harus terus digaungkan secara rutin agar kokoh.

Kaliktus Ure Maran, peserta diskusi menilai kegiatan tersebut sebagai bagian untuk mengasah keterampilan dalam berbicara dan membaca.

“Ya, dengan kegiatan tersebut,kita diarahkan untuk  bebas berbicara, bebas membaca. Saya sering dapatkan ruang diskusi di PMKRI, lebih banyak bicara tentang kegelisahan kami sebagai mahasiswa,” ungkapnya.

Sementara Maria Ambrosia Desni Sahul, salah satu mahasiswi di Flores Timur mengaku bangga. Sebab, ia mampu berkarya dan terus membekali diri dengan pengetahuan yang baru.

Bagi Desni, perempuan punya hak yang setara dengan laki-laki. Kalau laki-laki bisa berpolitik, sebenarnya perempuan juga bisa. Selagi bisa berkarya, perempuan juga bisa. Yang dibutuhkan adalah cara perempuan mengatur waktunya.

“Saya sangat mendukung kegitan lapak baca ini, karena dengan begitu kita bisa berpikir, kita mengembangkan idealisme kita,” ujar mahasiswi program studi pendidikan Matematika ini.

Ia pun berharap kaum muda berpartisipasi dalam kegiatan diskusi ke depannya.

Yurgo Purab

TERKINI
BACA JUGA