Perjuangan Hidup Pengumpul Kardus Bekas di Sikka, Bangun Rumah Permanen Senilai Rp80 Juta

Maumere, Ekorantt.com – Yakobus Wara, 60 tahun, lelaki tegar dengan kulit hitam legam ini setiap hari setia mendorong gerobak. Dari gerobaknya, Wara mengumpulkan kardus bekas dan menjualnya kembali ke pengepul.

Ketika ditemui Ekora NTT awal Maret 2021 lalu, laki-laki dengan tatapan selalu tajam itu tersenyum menceritakan perjalanan hidupnya. Ia meninggalkan kampung halamannya Riit, Nita saat berusia 25 tahun. Wara mencari peruntungan ke Kota Maumere.

Wara tak punya modal keterampilan yang bisa diandalkan. Dirinya juga hanya tamatan sekolah dasar. Tidak banyak pilihan pekerjaan baginya selain bekerja serabutan untuk ‘pekerjaan kasar’.

“Keterampilan yang saya miliki hanya sebagai pendorong gerobak,” kenang Wara. “Pokoknya kita kerja untuk cari hidup”.

Kala itu, kata Wara, belum banyak yang bekerja sebagai pengumpul kardus bekas. Segelintir orang saja. Lagipula belum ada berminat untuk menjualnya.

Menurut Wara, dirinya termasuk  orang-orang awal yang menjual kardus bekas ke pengempul.

“Seingat saya, pertama kali saya jual dengan harga 250 rupiah,” kata Wara.

Walaupun nilai rupiah yang diperoleh kecil, Wara terus melakoni hidup sebagai pendorong gerobak kardus bekas, hingga menjadi sandaran hidup keluarganya.

Ia menyusuri jalanan kota, terutama di wilayah pertokoan. Kerjanya hanya sebagai pendorong gerobak dan mengumpulkan kardus bekas. Kalau sudah dirasa cukup, baru dijual ke pengepul. Pekerjaan itu jadi rutinitas harian.

Menurutnya, harga kardus bekas ditentukan oleh pengepul. Ia tak mempersoalkannya. Sudah lumrah. Yang penting baginya, ada rupiah yang ia terima setiap hari.

Uang hasil jualan kardus bekas dipakai untuk membiayai ekonomi keluarga, juga untuk pendidikan anak-anak. Yang membuat bangga dari kerjanya itu, Wara bisa membangun rumah permanen yang layak dan nyaman.

“Saya bisa bangun rumah permanen seharga 80 juta rupiah pak. Ukurannya 7×5, kecil saja tapi tinggal nyaman dengan anak-anak. Kami bahagia,” ujar Wara.

Kini, Wara bangga karena anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan walaupun hanya menamatkan sekolah menengah atas.

“Anak saya ada lima orang. Sekolah hanya sampai SMA, saya tidak sanggup lagi kalau urus mereka kuliah. Intinya mereka bisa berpikir bahwa mereka bisa cari hidup,” jelas Wara.

Dari hasil jual beli kardus bekas selain makan, minum, dan kebutuhan sekolah ke-5 anaknya ia mengaku kini dapat tidur dengan nyaman di rumahnya sendiri.

“Saya akan tetap dorong gerobak dan urus kumpul kardus lalu jual. Rejeki saya Tuhan sudah atur,” tutup Wara.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA