Taji Sangosay

Bajawa, Ekorantt.com – Resmi berdiri 28 Mei 1983, Koperasi Kredit (Kopdit) Sangosay terus memantapkan diri sebagai koperasi kredit yang aman, terpercaya, dan berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur. Sejumlah gagasan dirancang untuk mencapai visi besar Kopdit yang berpusat di Kota Bajawa, Kabupaten Ngada ini.

Ditemui di Kantor Pusat Kopdit Sangosay pada awal Maret 2021 lalu, Ketua Pengurus Kopdit Sangosay, Petrus EY Ngilo Rato menuturkan, Sangosay diprakasai oleh pimpinan Yasukda Kabupaten Ngada yang bergerak di bidang pendidikan.

Dalam perjalanan penyelengaraan persekolahan di era 70-an, pimpinan Yasukda melihat ada kesulitan hidup terutama di bidang keuangan yang dialami oleh para guru dan keluarganya kala itu. Banyak guru terlilit kemelut keuangan.

“Akibat persoalan tersebut, banyak guru yang berutang dengan rentenir. Bunga pinjamannya besar. Situasi itu kemudian berdampak pada para petinggi Yasukda. Setiap bulan mereka dipusingkan dengan urusan ‘panjar gaji’ para guru dengan jumlah banyak,” ujar Ngilo Rato.

Menurutnya, kenyataan lain menunjukkan bahwa banyak guru dan pegawai persekolahan asuhan Yasukda tidak memiliki rumah pribadi yang layak huni. Itu terjadi sampai masa purna bakti.

Para guru juga tidak memiliki tabungan untuk biaya pendidikan anak dan terkadang tidak dapat berobat apabila menderita sakit serius. Kondisi tersebut kemudian mendorong pimpinan Yasukda untuk mencari terobosan guna membantu para guru dan karyawan.

“Dengan asumsi bahwa mereka harus dapat menolong dirinya sendiri. Menolong dengan potensi atau kemampuan yang ada pada mereka. Sehingga  dapat keluar dari berbagai kesulitan dan sekaligus mengangkat martabat hidupnya dalam suatu kebersamaan. Dari situlah cikal-bakal berdirinya Kopdit Sangosay yang sebelumnya bernama Kelompok Studi Tabungan (KST) Yasukda,” urai Ngilo Rato.

Pada 18 Juni 1988, Kopdit Sangosay mendapat pengakuan badan hukum koperasi melalui surat keputusan kepala kantor wilayah departamen koperasi NTT No. 24/KPTS/KWK.24/IV/1988 dengan badan hukum 516/BH/XIV. Kemudian pada tahun 2008, Kopdit Sangosay naik menjadi kopdit primer tingkat propinsi dengan nomor badan hukum 02/PAD/BH/XXIX/2008 tertanggal 25 september 2008. Sejak saat itu, Kopdit Sangosay memiliki wilayah kerjanya meliputi seluruh kabupaten se-Nusa Tenggara Timur.

Pasang surut selalu dialami dalam mengembangkan Kopdit Sangosay. Disadari bahwa kemajuan justru mengikuti prinsip pertanian. Ada masa olah tanah, menabur, merawat dan pada ahkirya bisa memanen perjuangan itu dengan komitmen yang kuat.

Perkembangan 

Sejauh ini, Kopdit Sangosay fokus mengembangkan pelayanannya kepada masyarakat di wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur. Namun demikian, perkembangan anggotanya sangat siginifikan.

Jumlah anggota Kopdit Sangosay pada saat berdiri berjumlah 67 orang. Di luar dugaan, anggota terus berkembang hingga puluhan ribu anggota sekarang.

Menukil data perkembangan anggota Kopdit Sangosay, total anggota pada Per 31 Desember 2016 mencapai 37.646 orang. Setahun kemudian, anggota bertambah menjadi 47.535 orang, lalu per 31 Desember 2018 jumlah anggota menjadi 57.676 orang. Perkembangan anggota berlanjut pada tahun berikutnya yakni menjadi 69.026  orang. Memasuki tahun 2020, di mana pandemi melanda, anggota Kopdit Sangosay tetap bertambah dan mencapai 79.772 orang Per 31 Desember 2020. Pertumbuhan anggota pada tahun buku 2020 yakni 10.746 orang  atau tumbuh 15,57 persen.

Kopdit Sangosay juga mengalami perkembangan dari sisi aset. Hanya memiliki Rp3.802.000 saat berdiri, kini asetnya sudah mencapai angka ratusan miliar rupiah.

Adapun perkembangan aset Kopdit Sangosay lima tahun terakhir yakni Rp468.961.967.000 (per 31 Dessember  2016), Rp 577.502.996.000 (per 31 Dessember 2017), Rp 696.046.861.000 (per 31 Dessember 2018), Rp790.625.432.000 (per 31 Dessember 2019), dan Rp874.184.613.000 (per 31 Dessember 2020).

Aset Kopdit Sangosay pada tahun buku 2020 naik sebesar Rp83.559.181.098 atau tumbuh 10,57 persen. Kalau total aset dibandingkan dengan jumlah anggota, maka rata-rata aset Kopdit Sangosay per anggota yaitu Rp10.958.539.000.

Dari data kekayaan dan anggota Kopdit Sangosay, “terbaca bahwa bahwa Kopdit Sangosay dinilai aman sehingga tingkat kepercayaan anggota dan masyarakat semakin tinggi dari waktu ke waktu dan juga kebiasaan menabung di kalangan anggota dan masyarakat sudah mulai terbentuk dan terus bertumbuh. Hal ini tercermin dari rata-rata simpanan anggota Kopdit Sangosay pada Tahun 2020 sebesar Rp10.109.489,” jelas Ngilo Rato.

“Pengurus dan manajemen akan berupaya lebih intensif lagi pada tahun-tahun mendatang untuk melakukan sosialisasi dan pencerahan kepada anggota maupun masyarakat agar kegiatan menabung dapat menjadi sebuah kebiasaan bahkan kalau boleh menjadi kebutuhan dan gaya hidup yang baru pada zaman modern ini,” sambungnya.

Ketika menabung telah menjadi gaya hidup, kata Ngilo Rato, masyarakat tidak lagi memandang masuk kopdit hanya untuk bisa dapat pinjaman dan simpan seperlunya. Lebih dari itu, menyimpan merupakan bentuk investasi untuk meningkatkan aset keluarga.

“Upaya ini memang masih menghadapi tantangan karena peningkatan pendapatan keluarga para anggota melalui usaha-usaha produktif dan program micro finance masih terbentur pada pola pikir, lingkungan budaya, dan pola hidup tradisional serta gaya hidup konsumtif. Selain itu tingkat kecerdasan finansial atau financial literacy dan ketrampilan mengelola usaha produktif yang terbatas,” urainya.

Dengan semangat dan tujuan ingin menjadikan “Anggota Bermartabat, Sejahtera dan Bahagia”, jelas Ngilo Rato, Kopdit Sangosay terus berupaya dan berbenah diri dalam melayani para anggota. Pihaknya telah merumuskan dan melaksanakan berbagai strategi untuk peningkatan mutu pelayanan dalam rangka pemberdayaan ekonomi para anggota dan masyarakat.

Ada dua bidang kunci yang dianggap sebagai penentu keberhasilan usaha Kopdit Sangosay yaitu bidang organisasi (kelembagaan) dan bidang Usaha. Pada bidang kelembagaan ada lima strategi yang diterapkan yakni peningkatan kapasitas manajemen, pendekatan kelompok dan wilayah, peningkatan kualitas anggota, pengembangan kemitraan, dan penyebaran informasi.

Pada bidang usaha, Kopdit Sangosay melakukan pendekatan kepuasan anggota agar terciptanya kepercayaan yang meliputi tiga strategi yakni diversifikasi produk pelayanan, peningkatan dan penguatan modal, dan pengembangan teknologi informasi (IT) dan fasilitas pelayanan.

Sangosay di Tengah Pandemi

Sejak setahun lalu, pandemi Covid-19 melanda dunia. Ekonomi ikut terpuruk. Untuk itu, Kopdit Sangosay mengeluarkan kebijakan relaksasi angsuran pinjaman atau kelunakan bagi anggota yang usahanya terdampak Covid-19.

General Manajer Kopdit Sangosay, Lodovikus Lenga menjelaskan, kebijakan relaksasi tersebut berupa penundaan angsuran dan pemotongan angsuran bagi anggota terdampak Covid-19. Usaha yang masuk dalam kategori terdampak Covid-19 yakni usaha pariwisata dan kuliner di daerah wisata serta jasa transportasi.

“Kita tahu akibat virus korona banyak tempat wisata yang ditutup. Tentu ini berdampak langsung pada mereka-mereka yang bergelut di dunia pariwisata. Juga usaha kuliner. Hal sama juga terjadi pada jasa transportasi, di mana jumlah penumpang juga menurun,” ujarnya.

Lanjutnya, beberapa kelompok usaha lain yang terkena dampak secara tidak langsung akan mendapat kelunakan berupa pemotongan angsuran.

“Pada kelompok ini kita hanya kenakan pemotongan angsuran, misalnya dia hanya bayar bunga dulu. Sistem ini berlaku salah satunya untuk pertanian,” sebutnya.

Lodovikus menambahkan, pihaknya lebih banyak mengadalkan tehnologi untuk menjaga koperasi terus dibergerak dan menghindari kontak langsung.

“Selama pandemi ini seluruh pelayanan mulai dikembangkan tidak lagi konvensional di mana tidak secara tatap muka lagi namun dipadukan dengan online,” ujarnya.

Di tengah pandemi Covid-19, manajemen tetap merekrut karyawan baru pada bulan Desember 2020 lalu. Sekitar 93 karyawan direkrut untuk memperkuat manajemen.

Di tengah pandemi, kata Lodovikus, Kopdit Sangosay berusaha dan bertekad memberdayakan usaha riil anggota mulai dari pertanian, peternakan, dan ekonomi perumahan.

“Pada prinsip Kopdit Sangosay intens melakukan pemberdayaan kepada masyarakat khususnya para anggota. Kita punya dua macam perberdayaan yaitu pemberdayaan fisik dan pemberdayaan sumber daya,” beber Lodofikus.

Untuk pemberdayaan fisik, jelas Lodofikus, pihaknya mendorong anggota koperasi mengembangkan usaha produktif, seperti peternakan, usaha skala kecil dan usaha rumah tangga yang bisa berdampak pada perekonomian anggota tersebut.

Demi mendukung hal tersebut, manajemen Kopdit Sangosay menyiapkan dua bentuk pimjaman yaitu pinjaman umum dan pinjaman khusus. Untuk pinjaman usaha, para anggota bisa mengaksesya melalui pinjaman modal kerja atau pinjaman usaha kecil harian atau mingguan.

Lodofikus percaya, lewat pemberdayaan kepada anggota, Kopdit Sangosay akan terus menunjukkan tajinya. Sangosay sendiri berasal dari bahasa Bajawa yakni Sango dan Sai. Kata sango yakni sebuah gambaran suatu harapan atau cita-cita yang harus diperjuangkan. Sedangkan sai berarti sampai tujuan atau berhasil mencapai tujuan.

Kopdit Sangosay, kata Lodofikus, terus berjuang agar semua orang sampai ke tujuan untuk hidup sejatera.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA