Banjir Bandang di Lembata: 17 Orang Meninggal dan 37 Belum Ditemukan

Lewoleba, Ekorantt.com – Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata pada Minggu (4/4/2021) pukul 02.00 Wita meluluhlantakkan 14 desa di dua kecamatan tersebut.

Data sementara yang dihimpun Ekora NTT, tercatat 17 warga meninggal dunia dan 37 orang belum ditemukan. Sementara ratusan warga harus mengungsi. Ada yang mengungsi ke kebun. Ada pula yang diungsikan ke Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata.

Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Lembata dan warga setempat terus berupaya mengevakasi korban jiwa yang meninggal dunia dan mencari para korban yang belum ditemukan.

Ratusan warga Ile Ape mengungsi ke Kota Lewoleba (Foto: Yurgo Purab/Ekora NTT)

Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday yang dihubungi melalui sambungan seluler, Senin(5/4/2021) pagi, mengatakan bahwa Pemkab Lembata telah menerjunkan alat berat untuk membuka akses jalan yang putus di Ile Ape dan Ile Ape Timur. Langkah itu dilakukan untuk memudahkan proses evakuasi dan penyaluran bantuan.

Lebih lanjut, Wabup Langoday menuturkan, kondisi paling parah terjadi di dua kecamatan yakni Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Ada 14 desa yang terdampak banjir dari Ile Lewotolok.

“Info terkini dua orang meninggal di Desa Lamawolo di Ile Ape Timur. Enam orang di desa Tanjung Batu dan 6 orang di Desa Amakaka (ini masih simpang siur), dan tiga orang di Desa Waowala,” ujarnya.

Sementara korban hilang, kata Wabup Langoday, 24 orang di desa Waimatan dan 13 orang di desa Tanjung Batu. Belum ada info dari desa lain karena putusnya jaringan internet.

“Sebagian warga Jontona, Amakaka, Tanjungbatu, dan Waowala mengungsi ke kebun dan Lewoleba,” sebut Wabup Langoday.

“Di Lewoleba data terkini 161 orang dari Desa Jontona. Dari desa Waowala, Tanjung Batu dan Amakaka belum terdata. Korban luka dan patah tulang dievakuasi di Puskesmas terdekat dan rumah sakit di Lewoleba,” tutupnya.

Yurgo Purab

spot_img
TERKINI
BACA JUGA