Maumere, Ekorantt.com – Para pensiunan ASN di Kabupaten Sikka untuk berhati-hati dan waspada karena ada oknum yang via telepon selalu mengaku dari Kepala BKD Sikka Lukas Lawe atau dari staf BKD Sikka meminta pensiunan ASN mengirimkan berkas berupa FC KTP, buku rekening ditambah PIN untuk pencairan bantuan dari Jokowi, juga dari Kementrian Kesehatan dan perolehan pesangon.
Seperti yang dialami Paulus Depa, pensiunan ASN Guru ini Rabu 7 April 2021 pagi, dia ditelpon oleh seseorang suara laki-laki yang mengakui staf dari BKD Sikka untuk mengirimkan nomor rekening dan no PIN agar bantuan segera cair.
“Saya rasa heran kok aneh bantuan bagi pensiunan ASN pakai telepon. Tetapi penelpon terus mendesak dirinya mengirimkan nomor rekening dan PIN,” ujar Paul.
Selanjutnya, kata Paul, ia mengatakan tidak ada nomor rekening, penelepon mendesak lagi kalau ada nomor rekening istri dan PIN segera kirim karena bantuan ini mau dicairkan.
Karena terus didesak, Paul mengatakan akan segera ke BKD Sikka untuk cek kebenaran. Saat itu penelepon langsung menonaktifkan telepon selulernya.
Hal serupa dialami Anselmia Blandina pensiunan perawat dari Puskesmas Mapitara. Ia mengaku ditelepon oleh seseorang yang bernama Lukas Lawe dari BKD Sikka dengan nomor HP 082312229273 dan disuruh melengkapi berkas dan mengirimkan nomor rekening BRI dan PIN untuk mendapatkan santunan dari Kementerian Kesehatan.
“Setelah dicek ke BKD Sikka ternyata itu penipuan. Dan dari BKD anjurkan untuk memblokir sementara rekening yang ada di BRI,”jelas ponakan Anselmia, Servulus Bura kepada Ekora NTT.
Terkait modus penipuan ini, Kepala BKD Sikka, Lukas Lawe kepada Ekora NTT Rabu 7 April 2021 via WhatsAppnya mengakui itu bentuk penipuan.
BKD Sikka selama ini lanjutnya tidak pernah meminta nomor rekening pensiunan apalagi melalui telepon.
“Sudah 3 hari berturut- turut ada orang yang menelpon dan membohongi pensiunan dan mengatakan saya yang minta. Saya hanya punya satu nomor HP dan punya 1 HP,” tulis Lukas via WhatsApp.
Lukas juga mengingatkan para pensiunan itu jangan mau dibohongi dan berpikir menggunakan logika. Mana mungkin kondisi keuangan negara sedang kesulitan begini lalu ada pesangon.
“Hak pensiun pegawai itu sudah jelas dalam aturan dan mereka sudah terima. Tidak ada lagi tambahan yang aneh-aneh. Mestinya juga waspada dan curiga dan bila perlu minta bertemu langsung penelpon supaya ketahuan bohong atau tidak,”tutupnya.
Yuven Fernandez