Maumere, Ekorantt.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka Silvester Saka, mengatakan jumlah sampah di kabupaten Sikka cukup banyak di delapan kecamatan dari Kecamatan Kewapante, Kangae, Alok Timur, Alok dan Alok Barat, Nelle, Nita, dan Magepanda.
Ia merincikan, volume sampah di lima kecamatan yakni Kecamatan Kewapante, Kangae, Alok, Alok Timur, dan Alok Barat yang terangkut per hari sebanyak 160.00 meter kubik. Dan yang tidak terangkut sebanyak 76.72 meter kubik.
“Sedangkan volume sampah per bulannya yang terangkut 14.800.00 meter kubik. Dan sampah yang tidak terangkut itu 1.496.68 meter kubik. Sementara volume sampah per tahun sampah yang terangkut 57.600.00 meter kubik. Sampah yang tidak terangkut 17.663.38 meter kubik, ” jelas Silvester Saka ketika dihubungi Ekora NTT pada Maret lalu.
Menurutnya, sampah di Sikka memang cukup banyak. Apalagi pada musim hujan banyak sampah baik dari kecamatan Kewapante, Kangae, Alok Timur, Alok dan Alok Barat, Nele, Nita dan Magepanda.
“Jadi memang sampah ini cukup banyak baik di musim panas maupun musim hujan. Mulai dari sampah rumah tangga, plastik, sampah bekas pembongkaran rumah dan sampah-sampah lainnya. Apalagi sampah ini juga menyebabkan timbulnya jentik nyamuk, ” ungkap Silvester.
Menurutnya persoalan sampah diharapkannya tidak bergantung pada dinas lingkungan hidup saja tetapi kita semua minimal koordinasi yang baik sehingga kota ini bersih untuk penanganan kasus KLB DBD juga Covid-19 yang sementara melanda di wilayah kabupaten Sikka.
Untuk itu, Silvester juga menghimbau kepada masyarakat bersama-sama memerangi sampah di lingkungan masing-masing untuk mengantisipasi terjadinya kasus DBD.
“Kordinasi secara baik mulai dari rumah tangga, RT/RW menjadi garda paling depan. Para lurah juga camat selaku koordinator bisa mengatur kita kerja sama yang baik, ” ujarnya.
Sarana Pengangkut Sampah Belum Memadai
Silvester juga, menambahkan, kalau mau mewujudkan kota Maumere bersih, indah, rapi, sehat dan nyaman maka sarana pengangkutan sampah harus memadai. Begitu pula dengan lima kecamatan yang berdampingan dengan kota Maumere.
Menurutnya, armada pengangkutan sampah yang ada sekarang hanya delapan unit kendaraan. Dari delapan itu yang rusak tiga buah. Jadi sisa lima buah truk kendaraan sampah yang bisa dipakai.
“Idealnya armada kendaraan untuk mengangkut sampah harus 12 truk kendaraan sampah dan tujuh mobil mobil derek untuk mengangkut kontainer sampah, ” kata Silvester.
Meskipun armada masih minim lanjutnya kami bisa mengatur dengan menggunakan sistem kerja pagi sampai sore sehingga tidak ada lagi sampah-sampah yang bertumpuk atau berserakan.
Menurutnya, penanganan masalah sampah saat ini tidak lagi menggunakan kendaraan dari rekanan.
“Tahun lalu kita pakai kendaraan rekanan punya kurang lebih 16 buah truk pengangkut sampah di kecamatan, Alok, Alok Barat, Alok Timur, Kewapante, Kangae, Nele, Magepanda dan Nita, ” sebut Silvester.
Ia mengatakan, dengan situasi Covid-19 ini dana banyak dipotong, tiga tahun berturut-turut untuk pengadaan kendaraan sampah selalu dikenai rasionalisasi.
“Tahun ini kami pengadaan dua unit mobil yaitu satu unit mobil truk kendaraan sampah dan 1 unit mobil amrol yang sementara proses, ” kata Silvester.
Di delapan kecamatan ini yang harus kami tangani meskipun dengan minimnya sarana baik mobil truk sampah maupun mobil derek untuk mengangkut kontainer sampah yang kami sudah berusaha di beberapa titik dan diangkut secara baik, juga roda tiga yang sekarang dimiliki oleh kelurahan-kelurahan.
Ia meminta kepada pihak pengambil keputusan tolong kami dilengkapi dengan sarana supaya kita bisa menghandle di delapan kecamatan.