Labuanbajo, Ekorantt.com – Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines) menyelenggarakan kegiatan pendampingan penyusunan rancangan peraturan kedaulatan pangan dan konsevarsi mata air di Desa Dunta, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat pada Maret 2021 lalu.
Benediktus Sata, warga setempat meyampaikan terima kasih. Sebab, kegiatan tersebut dapat membuka dan menambah pengetahuan tentang konservasi mata air.
Ia mengaku keberadaan mata air yang ada di desa itu kurang mendapat perhatian serius. Praktek penanaman pohon di sekitar mata air juga tidak sesuai kondisi wilayah.
“Yang terjadi selama ini dan bahkan sudah menjadi kebiasaan di desa, di sekitar mata air kami tanami pohon mahoni, ampupu dan kayu jati. Praktek ini ternyata salah. Seharusnya kami tanami pohon-pohon yang bisa menyaring sekaligus menyimpan kadar air seperti pohon ara, langke, loko dan banca. Dan ini baru kami dapatkan pengetahuannya dari Yakines,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dunta, Fransiskus Seda menyampaikan terima kasih atas usaha pendampingan yang dilakukan oleh Yakines.
“Kami sudah dapat pengetahuan banyak. Selain tentang konservasi mata air juga tentang pentingnya pola pertanian organik dalam rangka mewujudkan harapan akan kedaulatan pangan,” katanya.
Ia berkomitmen segera menuliskan surat resmi kepada para RT untuk melakukan kegiatan sosialisasi di tingkat RT tentang rancangan perdes yang telah disusun tersebut.
Ia berharap ,Yakines bersedia memberikan pendampingan dalam penyusunan rancangan perdes tentang pengelolaan air minum bersih.
“Saya harap Yakines juga bersedia membantu kami untuk membuat rancangan peraturan desa tentang pengelolaan air minum bersih. Karena di desa kami penggunaan dan pengelolaan air bersih belum diatur baik,” pintanya.
Direktur Yakines, Gabriela Uran menyampaikan terima kasih karena kegiatan tersebut mendapat respon positif dari pemerintah dan masyarakat desa itu.
Diakui, meskipun para ketua RT banyak yang berhalangan hadir karena bertepatan dengan musim panen padi, namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk memberikan pendampingan dalam penyusunan rancangan peraturan desa di Desa Dunta.
“Kami bersama dengan kepala desa yang ikut sejak awal hingga akhir kegiatan, para anggota BPD, para ketua RT dan warga Desa Dunta yang sempat hadir kami bisa selesaikan penyusunan rancangan peraturan desa. Kita berharap pada bulan Mei nanti rancangan perdes itu sudah bisa difinalisasikan sesuai kesepakatan bersama,” ungkapnya.
Ia mengatakan sebagai bentuk tanggapan baik pemerintah dan masyarakat terhadap pendampingan Yakines, kini sudah terbentuk 24 kelompok dampingan yang terdiri dari 12 kelompok perempuan yang nantinya bergerak di bidang usaha bersama simpan pinjam (UBSP), lumbung pangan, lumbung benih dan tanaman sayur.
Sementara 12 kelompok laki-laki akan bergerak dalam bidang pembuatan teras sering, pembuatan pupuk, pestisida dan M4 organik, penerapan teknologi pertanian organik dan konservasi mata air. Ini merupakan langkah maju untuk pemerataan pembangunan di Desa Dunta.
“Saya harap pendamping lapangan Yakines yang ada di Desa Dunta mampu merespon ini secara cepat dan tepat, sehingga semangat masyarakat dapat memberikan dampak perubahan ke arah yang lebih baik bagi mereka sendiri,” pintanya.
Pendamping Lapangan Yakines, Desa Dunta, Thomas Simorangkir optimis dari 24 kelompok usaha itu dapat didampingi secara baik.
“Saya optimis saya bisa dampingi semuanya. Dalam satu bulan pertama ini akan saya mulai dengan kegitan usaha sebagaimana yang sudah kami sepakatkan bersama,” katanya.
Sandy Hayon