Labuan Bajo, Ekorantt.com–
PT Graha Properti Sentosa melakukan seremoni peletakan batu pertama proyek Mawatu di Pantai Batu Cermin, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Jumat (30/4/2021). Ini merupakan proyek mix-use tourism development seluas kurang lebih 12 hektare dengan konsep kawasan wisata terpadu di pinggir pantai yang pertama di Labuan Bajo.
Direktur PT Graha Properti Sentosa, Erick Wihardja, mengatakan bahwa pengembangan proyek tersebut sejalan dengan program pemerintah yang menjadikan Labuan Bajo sebagai prioritas utama tujuan wisata.
“Selain karena Labuan Bajo merupakan salah satu dari lima prioritas utama pemerintah dalam hal tujuan wisata yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, proyek ini akan menjadi kebanggaan dari masyarakat Labuan Bajo serta menjadi tujuan utama bagi turis lokal maupun mancanegara saat berkunjung,” katanya.
Erick yakin Mawatu akan semakin melengkapi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata favorit selain keindahan Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Komodo, Wae Rebo, Sawah Lingko dan masih banyak destinasi lainnya.
Dijelaskan, Mawatu memperkenalkan kawasan wisata yang lengkap dan terintegrasi, terdiri dari hotel bintang lima, lifestyle hotel, restoran apung, villa, beach club, alun-alun, serta pusat belanja, kuliner dan hiburan di dalam satu kawasan (one stop holiday destination). Selain itu dilengkapi dermaga untuk kapal singgah para pengunjung.
Mengusung tema “The New Seafront Town Center & Leisure Park of Labuan Bajo”, konsep ini merupakan yang pertama dan terbesar di Labuan Bajo. Design arsitektur yang menerapkan konsep modern tradisional dan menyatu dengan alam dan kontur tanah asli, akan menjadi daya tarik tersendiri saat berjalan kaki mengitari seluruh kawasan.
Konsep tanpa kendaraan bermotor di dalam area Mawatu juga akan menambah kenyamanan bagi seluruh pengunjung. Proyek ini juga akan dibangun dua tahap.
Tahap pertama beber Erick, direncanakan selesai pada akhir kuartal tahun 2022, dengan pembangunan village market (pusat outlet/perbelanjaan), lifestyle hotel berbintang empat, alun-alun kota untuk kegiatan seni, musik dan tempat berkumpul, hotel/villa terapung
Pada tahap ini juga akan dibangun pusat UMKM. “Ini merupakan dukungan Mawatu untuk para pedagang kecil di sekitar kawasan,” katanya.
Sementara tahap kedua rencananya akan menyelesaikan pembangunan hotel berbintang lima dan residential villa.
“Rumah Panjang atau yang kami sebut dengan Tribal House merupakan hotel berkonsep rumah panggung di atas air yang akan menjadi salah satu kebanggaan Mawatu, karena mengambil inspirasi design dari rumah tradisional yang digabungkan dengan kenyamanan hotel berbintang di atas air. Kami sangat yakin pengunjung Tribal House akan merasakan pengalaman berlibur yang berbeda dibandingkan tinggal di hotel yang biasa,” ujarnya.
Dikatakan, dari outlet ruko yang tersedia rencananya akan dijual dan disewakan untuk tenant restoran, retail, bank, café, minimarket, dan tenant lainnya yang sesuai dengan konsep Mawatu, salah satunya yakni dengan ide atap terbuka (rooftop) yang bisa dijadikan area café untuk menambah nilai tambah bagi pemilik ruko maupun penyewa.
“Diharapkan dengan konsep yang inovatif ini, para pemilik dan penyewa akan mendapatkan manfaat dan nilai tambah yang maksimal,” pungkas Erick.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati dan Wakil Bupati Mabar, Edistasius Endi dan Yulianus Weng.
Sandy Hayon