Minyak Tanah Langka, PLN Hadirkan Solusi Energi Hijau Lewat Sampah di Ende

Ende, Ekorantt.com – Ada yang baru bagi Warga Ende. Di mana yang dulu menggunakan minyak tanah atau kayu bakar untuk memasak, kini mulai memakai pelet dari hasil olahan sampah biomassa.

Rofika salah satu pengguna kompor pelet dan pengelola pelet di Ende mengatakan, di tengah kelangkaan minyak tanah, inovasi pelet menjadi solusi bagi masyarakat Ende.

Inovasi pelet dari PLN ini, kata Rofika, juga menjawab permasalahan masyarakat Ende dalam pengelolaan sampah.

“Di mana dengan sampah kami menukarkan dengan pelet yang per 1 kilogram hanya Rp600. Jadi uangnya yang biasa kami pakai untuk membeli minyak bisa dipakai untuk kebutuhan lain dan kami sangat bersyukur,” tuturnya

“Setiap hari kami dari DLH menerima sampah dari masyarakat yang dikelola di Dinas Lingkungan Hidup dan setelah itu dipeuyeumisasi dan sampah biomassa dibawa ke PLTD Mautapaga Ende untuk diolah lagi menjadi pelet,” sambungnya.

iklan

General Manajer PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko menyebutkan, 80 persen pelet ini diserap untuk bahan bakar pembangkit PLTU Ropa dan 20 persen untuk kebutuhan memasak warga.

Diakui bahwa pemakaian pelet terkendala pada kompor. Namun, PLN telah punya solusi. Saat ini sedang dikembangkan kompor buatan SMK Negeri 2 Ende.

“Mereka dilatih PLN membuat kompor pelet dengan teknik downdraft gasification jadi gasifikasi kompor (gasification stove). Kompor ini juga dilaunching hari ini Jumat, 25 Juni 2021 bersamaan dengan acara launching Continuous Firing Run,” jelasnya.

Tak hanya itu, PLN juga telah melatih pengrajin untuk membuat kompor pelet dari tanah liat yang lebih murah.

“Karena akan percuma kalau ada pelet tetapi warga tidak dapat memakainya karena tidak ada kompor. Semakin banyak warga yang memakai kompor pelet ini, maka warga banyak terbantu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 2 Ende Fransisco Soares berbangga karena hampir setengah tahun ikut berpraktik kerja electricity.

“Dengan kehadiran kompor ini mengatasi kelangkaan. Di Ende, dari SD sampai SMA sudah membentuk bank sampah. Dan bisa barter sampah  dengan pelet. Dengan kolaborasi yang baik bisa tercapai tujuannya seluruh masyarakat di Ende,” pungkasnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA