Mbay, Ekorantt.com – Kabupaten Nagekeo menyimpan kekayaan alam dan budaya yang sangat eksotik. Siapa pun yang berkunjung ke sana pasti terkesima dan berdecak kagum. Salah satu yang menarik adalah persawahan yang membentang luas di wilayah Mbay, ibu kota Kabupaten Negekeo.
Persawahan tersebut telah menjadi lumbung pangan bagi masyarakat Mbay dan sekitarnya. Tak hanya itu, persawahan Mbay menawarkan pemandangan indah, perpaduan langit biru dan hijaunya hamparan padi hijau.
Pemandangan mengesankan ini dipoles menjadi semakin indah berkat kreativitas anak muda Lape. Dengan mengusung suasana persawahan, mereka membangun wahana wisata baru.
Angkringan Uma Lape, demikian nama wahana wisata yang berada di Kelurahan Lape, persis di area persawahan sebelum memasuki Kota Mbay. Tempatnya sangat mudah dijangkau.
Bangunannya unik karena menggunakan bahan lokal. Bangunan yang awalnya merupakan pondok literasi ini juga dikembangkan menjadi tempat tongkrongan.
Angkringan Uma Lape cocok menjadi tempat untuk bersantai. Menikmati menu makan ditemani merdunya alunan live music yang disajikan oleh anak-anak muda setempat. Angkringan Uma Lape memang menjadi tempat untuk melepas penat bagi siapa saja yang memiliki kesibukan tingkat tinggi.
Bagi pengunjung, jangan lupa mengabadikan momen di Angkringan Uma Lape dengan berfoto ria. Hasil cekrekannya bisa dibawa pulang untuk dibagikan lewat media sosial Anda.
Live Music
Angkringan Uma Lape memiliki menu khusus yakni pertunjukan live music secara reguler setiap Sabtu malam. Pengunjung bakal dimanja alunan merdu musik pop, jazz, reggae, dan beragam genre musik lainnya.
“Sebenarnya tampilan musik setiap minggu itu kan reguler, kita sistem kontrak. Setiap minggu mereka (grup band) main di angkringan. Jadi macam-macam musik yang kita tampilkan setiap malam minggu ya, kan ada reggae night, ada musik jazz, variatiflah pokoknya. Setiap minggu tampilan musik berbeda,” ujar Robert Milton, inisiator orang muda Lape.
Ia menyatakan, pertunjukan live music setiap Sabtu malam bisa menghibur masyarakat di kala pandemi Covid-19.
“Kalau ada kesempatan dan butuh hiburan bisa datang ke Uma Lape, karena ada musik reguler. Masyarakat atau pengunjung diharapkan tetap menaati protokoler kesehatan,” tandasnya.
“Untuk hari minggu kita ada beberapa program yang kita bikin. Ada program anak sekolahan, kan sekarang zaman sekolah online. Kalau alam dan semesta bersahabat kita akan menyediakan semua fasilitas termasuk internet. Bayar 10ribu rupiah saja sudah dapat makan dan minum,” kata Robert.
Robert bilang bahwa pengembangan Angkringan Uma Lape merupakan inisiatif orang muda setempat, didukung pihak Kelurahan Lape dan Dinas Pariwisata Nagekeo. Sejauh ini, kata Robert, pengembangan angkringan tersebut masih berasal dari hasil swadaya kelompok orang muda Lape Mandiri.
“Memang masih swadaya dan konsep kami yang jalan selama ini. Kemarin memang sudah kami diskusi bersama pihak kelurahan,” tutur Robert.
Lurah Lape, Gusty Tona menuturkan pemerintah terus berpihak kepada orang muda Lape yang memanfaatkan potensi wisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
“Kami dari kelurahan tentu punya keberpihakan terutama anggaran. Anggaran ini untuk penambahan spot foto juga nanti malam hari kita bisa memanfaatkan maka perlu penerangan, minimal ada warna pada malam hari. Ini planning kita tapi pada intinya kami dari Kelurahan Lape mendukung atas inovasi dan kreativitas orang muda di sini,” kata Gusty.
Ian Bala