Maumere, Ekorantt.com – Ketua Kelompok Difabel Rahmat Kasih, Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Heribertus Hale, menegaskan bahwa hadirnya kelompok difabel Rahmat Kasih-Magepanda bukan untuk minta bantuan tapi menuntut kesetaraan hak difabel.
“Selama ini difabel dipandang sebelah mata dan terpinggirkan. Dan mendapat stigma dari warga non difabel kelompok yang tidak produktif. Kehadiran kami bukan untuk minta-minta tapi menuntut hak difabel yang belum terpenuhi,” tegas Heri kepada Ekora NTT di Maumere pada Jumat, (23/07/2021).
Heri menjelaskan Kelompok Difabel Rahmat Kasih-Magepanda merupakan anggota Forum Belarasa Difabel Nian Sikka (Forsadika) yang terus berjuang bersama-sama untuk kesetaraan hak difabel. Kelompok tersebut sudah mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Desa Magepanda
Untuk menjalin persaudaraan dan mempererat hubungan sebagai sesama difabel, 23 anggota kelompok ini mengadakan arisan kelompok tiap bulan.
‘Menariknya dari kelompok ini tiap bulan, selalu bergantian kami undang instansi terkait untuk memberi penguatan kelompok dan sosialisasi tentang kesehatan dan usaha produktif,”terang Heri.
Ia mencontohkan kehadiran petugas dari puskesmas saat arisan sebelumnya yang memberi sosialisasi kepada anggota kelompok tentang pentingnya vaksinasi untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.
Selain itu, petugas Dinas Pertanian Sikka yang memberikan bantuan bibit kacang panjang untuk usaha tanaman pekarangan.
“Setiap bulan juga kami mengundang petugas dinas kesehatan untuk urusan tensi dan penimbangan,” tutur Heri.
Ketika ditanya tentang sudah terbentuknya Unit Layanan Inklusif Disabilitas (ULID) di Maumere, Heri berpendapat bahwa upaya tersebut sangat membantu untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri dan tanpa diskriminasi.
“Selama ini keberpihakan pemerintah akan hak-hak difabel belum nampak. Dengan hadirnya Unit Layanan Disabilitas ini diharapkan pemerintah akan serius memperhatikan hak- hak difabel,” kata Heri berharap.
Usaha Ternak
Heri menerangkan bahwa Kelompok Difabel Rahmat Kasih-Magepanda telah merencanakan pengembangan usaha ternak babi beberapa waktu lalu. Rencana itu didukung pihak Caritas Keusukupan Maumere tetapi terganjal virus Africa Swine Fever (ASF) yang merebak wilayah itu.
“Tapi dalam waktu dekat akan ada pertemuan untuk realisasi bantuan ternak,” katanya.
Koordinator Program Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat, Caritas Keuskupan Maumere, Margaretha Helena, mengatakan kelompok difabel tersebut sudah kuat karena memiliki kemampuan berjejaring di wilayah desa dan Kecamatan Magepanda.
“Ini yang disebut rehabilitasi bersumberdaya masyarakat karena semua pihak terlibat,”tutup Helen.
Yuven Fernandez