Se’i Babi Bambu Kuning dan Keberanian Yance Manu Menangkap Peluang Bisnis

Kupang, Ekorantt.com – Pagi, tepat pukul 10.00 WITA, rumah makan Se’i Babi Bambu Kuning di Kelurahan Kayu Putih, Kota Kupang, sudah terlihat ramai. Cukup banyak kendaraan yang datang dan parkir di halaman rumah makan tersebut.

Rumah makan Se’i Bambu Kuning memang buka setiap hari dari pukul 10.00 pagi hingga pukul 16.00 sore. Menurut pemiliknya, Yance Ndao Manu, warung makan se’i babi ini ramai setiap waktu, dari pagi hingga sore. Bahkan banyak pelanggan sebelum datang sudah pesan terlebih dahulu.

Bagi Yance, peluang usaha kuliner se’i babi adalah usaha bisnis yang sangat menjanjikan. Pasalnya se’i memiliki peminat pasar yang sangat luas. Tak hanya Kota Kupang, pelanggan Se’i Babi Bambu Kuning sebagian besar berasal dari luar Kota Kupang, bahkan dari luar NTT.

Karyawan rumah makan Se’i Bambu Kuning sedang mengelola daging babi melalu pengasapan (Foto: Sutomo Hurint/Ekora NTT)

“Ada yang dari Surabaya, Jakarta, Medan, dan Manado. Hampir semua kota besar di Jawa, selalu pesan se’i babi disini. Tiap minggu selalu kita kirim keluar NTT,” ungkap Yance.

Tak hanya itu, peminat pasar se’i juga ternyata berasal dari tokoh-tokoh Nasional dan artis papan atas Indonesia. Sebut saja Basuki Cahya Purnama (Ahok) dan Agnes Monica juga menyinggahi rumah makan miliknya untuk menyantap daging se’i babi, cita rasa khas NTT ini.

“Pak Ahok dan Agnes Monica juga pernah makan disini. Ada dokumentasinya. Banyak tokoh-tokoh nasional juga makan disini,” ungkap Yance.

Ajukan Pensiun Dini

Yance mengisahkan inspirasi awal membuka usahanya karena terinspirasi dari warung makan se’i babi di Desa Teukbaun, Kabupaten Kupang.

Bagi Yance, se’i adalah salah satu makanan khas nenek moyang bangsa Timor dan Rote (NTT), namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh kalangan pengusaha warung makan di Kota Kupang untuk dijadikan peluang usaha bisnis.

Akhirnya, pada tahun 2007, pensiunan PNS pada Dinas Perikanan di Timor-Leste ini memantapkan keberaniannya untuk membuka usaha warung makan se’i babi pertama di Kota Kupang.

“Kalau inspirasi saya awal memang dari saat makan se’i babi di Baun, Kabupaten Kupang, waktu saat pindah tugas kesini setelah Timor Timur berdiri jadi negara sendiri. Saat itu di Kota Kupang belum ada warung makan se’i. Karena belum ada, akhirnya saya berusaha mencoba untuk buka di Kota Kupang,” kisah Yance.

Beberapa bulan berjalan ternyata respon pasar sangat tinggi. Mulai dari warga lokal, pejabat daerah, hingga wisatawan luar daerah juga menikmati se’i babi.

Pelanggan Se’i Babi Bambu Kuning dari Polsuspas Kemenkumham NTT (Foto: Sutomo Hurint/Ekora NTT

Karena pelanggan semakin banyak dan komitmen untuk menjaga cita rasa khas se’i, Yance kemudian memberanikan diri untuk mengajukan pensiun dini dari PNS.

“Beberapa bulan, masih di tahun 2007 saya ajukan pensiun dini. Saya mau fokus kembangkan usaha se’i babi,” ungkap Yance.

Karena pelanggan semakin banyak, serta cita rasanya sudah cocok dengan sebagian pelanggan yang datang, maka produksi kian haripun semakin meningkat. Hal ini membuat Yance untuk merekrut tenaga kerja untuk membantunya.

“Saat ini, karyawan disini ada 16 orang. Semua saya atur sendiri BPJS untuk mereka,” ucap Yance.

Kesuksesan usaha kuliner Bambu Kuning miliknya, membuat Yance sudah menjalankan usahanya dengan sistem waralaba, yakni dengan membuka cabang usaha di beberapa wilayah daerah di NTT dan Kota Kupang.

“Sudah ada beberapa di luar kota yaitu di Kefa dan Atambua. Tapi saya tutup, karena memang kesulitan untuk pasokan daging babi. Karena semua mesti dikirim dari sini dan lain hal juga karena saya mesti jaga kualitas rasa, jadi kalau cabang diluar tidak bisa saya pantau. Cabang kecil-kecilan yang masih ada itu di Kota Kupang, yakni Nasi Goreng To’o Kris di Kelurahan TDM dan Penfui,” tutup Yance.

TERKINI
BACA JUGA