Kadis Kleden Sebut Kematian Ternak Babi di Flotim Tidak Berdampak pada Harga Jual

Larantuka, Ekorantt.com – Sebanyak 80%  ternak babi masyarakat Flores Timur (Flotim) terserang wabah virus African Swine Fever (ASF). Namun, jumlah kematian yang tinggi tidak berpengaruh secara signifikan pada tingginya penjualan harga babi di Flotim.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Densi Kleden, saat ditemui di ruang kerjanya,  Senin (02/08/2021).

“Sejak Januari hingga Mei 2021 diperkirakan 80% lebih ternak babi yang mati akibat flu babi atau virus ASF dengan kisaran harga tertinggi dari 5 hingga 6 jutaan. Meski demikian dari babi yang masih ada tidak perjualkan dengan harga tinggi,”ucap Kleden.

Peternak babi, kata Kleden, bisa memelihara kembali babinya pada tahun 2022.  Untuk tahun 2021 ini, bisa dilakukan pembersihan dan pengeringan kandang babi agar bisa terhindar dari serangan virus ASF.

Densi Kleden mengajak warga peternak babi, agar senantiasa merawat kebersihan di sekitar kandang babi. Dan diharapkan pula agar tidak menjual anakan babi dengan harga tinggi.

iklan

Soal ada bantuan ataupun tidak, menurutnya, tergantung dari kebijakan pemerintah mengingat saat ini kekuatan anggaran daerah masih belum stabil.

“Akan diupayakan nanti akan ada bantuan atau tidak, namun ke depannya akan dilakukan pendekatan terhadap pemerintah provinsi dan pusat serta anggota DPR kita yang saat ini ada di provinsi maupun pusat semoga bisa ada jalan keluarnya,”tandasnya.

Yurgo Purab

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA