Seleksi Calon Guru Penggerak, Datus Harus Tempuh 15 Km untuk Dapatkan Sinyal

Maumere, Ekorantt.com – Audatus Helmus Buko (34), Guru SMP Negeri Pruda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka ini harus menempuh perjalanan 15 kilometer dari Pruda ke Bukit Lemak, Desa Tuabao untuk mendapatkan jaringan internet dalam rangka mengikuti kegiatan seleksi calon guru penggerak.

Bukit Lemak, Desa Tuabao terletak di bagian paling utara Kecamatan Waiblama berbatasan dengan Kecamatan Talibura.

Kepada Ekora NTT, Sabtu, (7/8/2021), guru mata pelajaran IPS mengakui harus menempuh perjalan jauh dari Pruda untuk mendapat kualitas jaringan internet yang bagus.

“Saya sedang mengikuti kegiatan seleksi tahap kedua guru penggerak angkatan 4 (empat) sesi wawancara. Saya harus ke Bukit Lemak walau jauh dari Pruda untuk mendapatkan sinyal yang bagus demi kelancaran proses seleksi,” ujar guru honor yang sudah mengabdi 10 tahun di Pruda ini.

Bujangan asal Wolomotong, Kecamatan Doreng ini mengakui di Pruda menggunakan pemancar kecil dimana jangkauannya hanya sekitar 3 kilometer saja. Kecepatan jaringan, katanya, sangat lemah sehingga tidak bisa untuk melakukan kegiatan seperti zoom dan ujian online.

“Jadi saya harus mencari sinyal walau cukup jauh dengan kualitas jaringan bagus sekitar 15 kilometer dari Pruda,” ungkapnya.

Dengan kondisi sulit di wilayah pedalaman Kabupaten Sikka, alumni STIE Tri Dharma Nusantara Makassar ini mengusulkan kepada pemerintah untuk bisa membangun jaringan Telkomsel yang berkualitas dan kecepatan jaringan yang lebih bagus.

“Bila perlu bangun pemancar Telkomsel yang lebih besar seperti di daerah perkotaan. Percuma saja kalau dibangun tower dimana kualitas dan kecepatan jaringan sangat kecil dan penggunaannya terbatas,”keluh Datus.

Ketika ditanya sebagai guru honor dengan memiliki tekad kuat untuk mengikuti calon guru penggerak, Datus beralasan untuk melakukan transformasi pendidikan dengan berpedoman pada pendidikan yang lebih maju dan berkembang sehingga bisa menghasilkan generasi emas yang berkualitas. Khususnya anak-anak di pedalaman seperti Waiblama dan di Indonesia pada umumnya.

“Saya juga berkeinginan untuk bergerak melakukan perubahan-perubahan yang terkait dengan pendidikan yang selalu berinovasi dan kreatif dalam melakukan transformasi pendidikan terutama dalam proses pembelajaran,”kata Datus.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA