Maumere, Ekorantt.com – Meski usia tak muda lagi, Zakarias Emi Atun masih terus bersemangat menekuni profesinya sebagai tukang sol sepatu di Kota Maumere, Kabupaten Sikka.
Ayah tiga anak asal Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata ini ternyata sudah 20 tahun berprofesi sebagai tukang sol (reparasi) sepatu di Kota Maumere. Ia menjajaki usahanya di depan Apotik Jaya Abadi, Kompleks Pertokoan Maumere.
“Dari tahun 2001 saya buka usaha sol sepatu dan saya tidak pernah bergeser dari tempat ini. Karena pemilik apotik ini adalah mantan pemilik usaha bibit bandeng ketika saya bekerja dulu,” ujar Zakarias, pada Kamis (30/9/2021).
Bernaung di bawah payung yang dimodifikasi menggunakan bambu kecil sebagai tiangnya menjadi tempat bertahan Zakarias mengais rezeki. Pria yang kini berusia 58 tahun ini sebelumnya berguru pada Mas Min, seorang tukang sol sepatu yang ulet di Maumere dan beberapa tahun silam.
“Saya belajar menjahit sepatu dari Mas Min. Setelah satu tahun lebih saya merasa sudah saatnya untuk mandiri dengan membuka usaha sendiri,” ujarnya.
Sebelumnya, Zakarias bekerja di beberapa toko di Kota Maumere sejak merantau pada tahun 1979. Ia mulai bekerja di Toko Batu, UD Lancar hingga UD Palapa yang didominasi bekerja di gudang. Ia lalu beralih profesi sebagai tukang sol sepatu pada tahun 2001.
Zakarias berkata, penghasilan dari pekerjaan sol sepatu bervariasi. Sebelum pandemi Covid-19, sehari bisa meraup Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu. Jasa sol pun variatif, sendal Rp 15 ribu sedangkan sepatu orang dewasa Rp 20 ribu.
“Tetapi saat ini pas-pasan tetapi tetap ada walaupun sedikit. Kalau pas ramai ya dapat lumayan kalau sepi pun disyukuri, ya namanya rezeki,” ungkap Zakarias.
Walaupun Zakarias dan istrinya hanya tamat sekolah tingkat dasar tapi soal pendidikan mereka sangat perhatikan. Pasalnya, pendidikan sangat penting apalagi dengan zaman saat ini yang serba maju.
Zakarias mengaku dengan hasil sol sepatu, ia mampu menyekolahkan anaknya hingga tamat sekolah menengah atas. Meski kemampuan sekolahkan anak hanya tingkat SMA, ia mengaku bersyukur. Sebab, pendapatan yang dihasilkan juga terbagi untuk kepentingan makan dan minum sehari-hari.
“Satu hal yang berbeda dengan keluarga lain adalah istri dan anak tidak pernah bertanya berapa pendapatan sehari yang saya peroleh. Sepulang rumah uang penghasilan hari itu saya masukkan ke dalam tempat sirih pinang. Itu yang saya lakukan selama ini,” terangnya.
Ia pun berharap pemerintah setempat bisa memperhatikan usaha kecil seperti sol sepatu ini dengan suntikan modal usaha
Yuven Fernandez/Atho Parera