Maumere, Ekorantt.com – Kepala SMAS Katolik St. John Paul ll Maumere, Kabupaten Sikka, RD Fidelis Dua menegaskan bahwa pihaknya saat ini sedang bertekad untuk meningkatkan literasi di lingkungan sekolah. Adapun 2 [dua] program penting sekolah yang sedang berjalan yakni pengembangan literasi siswa dan pembangunan infrastruktur penunjang yakni taman baca dan asrama.
Kepsek Fidelis menyatakan hal ini saat perayaan HUT ke-32 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere pada Senin, [11/10/2021] di Maumere.
Dalam hal literasi sekolah, Kepsek Fidelis juga menginformasikan mengenai buku antalogi puisi dari peserta didik dan antalogi artikel ilmiah karya guru yang diluncurkan pada hari itu juga bertepatan dengan ulang tahun sekolah.
Ia menyatakan buku antalogi puisi ditulis oleh dua siswa pada sekolah tersebut yakni, Stefania Clarista Romana dengan judul puisi ‘Cinta Dalam Diam’ dan tulisan Vincentius Gabriel dengan judul puisi ‘Iklas Paling Serius’.
Dengan karya tulisan tersebut, Kepsek Fidel bersama para guru bertekad untuk meningkatkan dan mengembangkan literasi sekolah. Upaya itu seiring dengan dibangunnya taman baca untuk membangun budaya membaca.
“Jadi ketika membaca itu bukan cuman selesai membaca dan tutup, udah habis selesai ceritanya, tidak. Akan tetapi, banyak yang bisa kita bahas dari bacaan itu,” kata Romo Fidelis.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua Forum Taman Baca Masyarakat NTT Polikarpus Do yang menyebutkan betapa pentingnya budaya literasi bagi masyarakat, terkhusus para pelajar. Baginya, masyarakat pembelajar adalah kunci dari kemajuan sebuah peradaban. Oleh karena itu, salah satu syarat utama untuk mencapainya adalah melalui budaya literasi.
Polikarpus juga menjelaskan bagaimana masyarakat harus wajib memiliki kecakapan literasi.
“Kabupaten Sikka merupakan kabupaten yang masih sangat jauh tertinggal dalam kategori literasi. Indeks literasi Sikka berada di peringkat ke-12 dari 20-an kabupaten di NTT,” katanya.
Ia berharap dengan bertambahnya usia SMAS Katolik St. John Paul II Maumere, juga dapat meningkatkan literasi sekolah, terutama terhadap pada generasi bangsa.
Atho Parera/Nia Diwi/Yuven Fernandez