Maumere, Ekorantt.com – Dewan guru SMK Katolik St. Markus-Kaliwajo, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka membentuk Komunitas Guru Penggerak Obor St.Markus pada Sabtu, [16/10/2021].
Pembentukan komunitas ini sebagai bentuk respon sekolah dalam menanggapi program sekolah penggerak yang dicanangkan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Pembentukan ini diawali dengan pencerahan oleh seorang guru penggerak nasional asal SMK Katolik St. Markus Ermelinda Adelgundis.
Ermelinda menyatakan dasar pembentukan komunitas ini yakni dari hasil refleksi para guru terhadap situasi pendidikan saat dibandingkan dengan pendidikan masa taman siswa yang dicetus oleh Ki Hajar Dewantara. Perbedaanya, kata dia, Ki Hajar Dewantara menekankan filosofi merdeka belajar.
“Pendidikan berdasarkan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. Hal ini berbeda dengan pendidikan zaman sekarang. Zaman ini yang menjadi patokan untuk dikejar atau dicapai dalam pendidikan pembelajaran adalah keinginan, minat, kemampuan dan tujuan yang ditetapkan guru,” kata Ermalinda.
Pendekatan sekolah sebagai taman siswa, kata dia, benar-benar memberi ruang kepada siswa untuk berkreasi dan mendorong mereka untuk selalu datang ke sekolah. Para siswa menemukan lingkungan yang kondusif, asri, ramah, sejuk serta manusiawi dan merasa diterima oleh guru dan sesamanya.
Hal ini tentu berbeda pendidikan zaman sekarang yang penuh dengan intimidasi, tekanan , kekerasan baik fisik maupun psikologis. “Jadi kemerdekaan belajar para siswa hilang, sehingga siswa tidak tumbuh dan berkembang secara utuh,” tandasnya.
Hasil evaluasi dan permenungan ini melahirkan tekad dan semangat perubahan di kalangan guru, sehingga dirasa perlu membentuk wadah guru penggerak.
Kepala SMK Katolik St. Markus Oktaviana Rosario Sere Gili memberikan apresiasi yang mendalam terhadap inisiatif dari para guru untuk membentuk komunitas ini. Komunitas tersebut benar-benar datang dari guru, sesuai kebutuhan guru dan pihak sekolah mendukung.
“Diharapkan wajah dan isi konten SMK Katolik St.Markus akan berubah dan dapat menjawab kebutuhan siswa, dan harapan masyarakat,” kata Rosario.
Pimpinan Yayasan Pendidikan Gema Riosampatrya Maumere, Gerardus Gili mengatakan pada dasarnya pihak yayasan mengapresiasi kegiatan yang dijalankan oleh Ermelinda dan pihak yayasan akan mendukung sepenuhnya.
Gerardus mengatakan dalam semangat sekolah penggerak, ruang kelas siswa SMK tidak identik dengan ruang yang dibatasi oleh tembok, tetapi belajar melampaui ruang dan waktu. Sehingga guru dituntut harus mampu menciptakan inovasi, kreasi dan pendekatan yang lebih manusiawi.
Yuven Fernandez