Borong, Ekorantt.com – Dua orang guru difabel di SLBN Borong, Yohanes Rongga dan Martinus Elus mendapat bantuan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, pada Jumat (22/10/2021).
Bantuan berupa keyboard dan laptop itu diberikan Kemensos melalui Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Efata Kupang.
Yohanes menerima keyboard dan Martinus mendapat laptop. Dua guru ini, penyandang tunanetra.
Selain kedua guru tersebut, ada 83 disabilitas lain di Kabupaten Manggarai Timur juga mendapat bantuan asistensi rehabilitasi sosial berbasis keluarga yang diserahkan oleh Sekretaris Daerah, Boni Hasudungan, dan pihak Dinas Sosial setempat.
Penyerahan bantuan tersebut berlangsung di Aula Hotel Krisna, Kembur, Kelurahan Satar Peot.
Dalam sambutan saat kegiatan penyerahan bantuan itu, Boni mengatakan selama ini kaum disabilitas kurang diperhatikan dan dipandang sebelah mata karena stigma sosial, budaya dan ekonomi.
Padahal, kata dia, stereotip negatif tersebut tidak baik dan melanggar hak asasi manusia.Â
Menurutnya, untuk menjawab berbagai keraguan tentang eksistensi kaum difabel, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia mengeluarkan edaran tentang kegiatan atensi rehabilitasi sosial yang termuat dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 16 tahun 2020.
Ia mengatakan program rehabilitasi sosial bersifat holistik, sistemik, dan terstandar untuk mencapai sasaran.Â
“Kementerian Sosial melalui Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Efata Kupang melakukan kegiatan atensi ini sebagai wujud tanggung jawab dan sekaligus melaksanakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 untuk melindungi segenap bangsa Indonesia,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah daerah melalui Dinas Sosial memastikan kegiatan ini terselenggara dengan baik, demi memenuhi kebutuhan kaum disabilitas.
Sementara itu perwakilan Balai Rehabilitasi Sosial Efata Kupang, Aligius Adit, mengatakan, bantuan yang diberikan itu berupa alat pertukangan, sembako, kursi roda, alat bantu dengar, dan beberapa lainnya.
Ia berharap, bantuan tersebut dapat bermanfaat dan mampu merangsang potensi atau keterampilan kaum difabel agar bisa mandiri.Â
Terpisah, Yohanes dan Martinus menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Sosial dan Balai Efata Kupang, serta semua pihak yang telah memberikan perhatian kepada kelompok difabel.
“Kami akan memanfaatkan barang-barang yang kami terima sebaik mungkin, dan tentunya untuk menunjang kemandirian kami ke depannya,” ujarnya.
Rosis Adir