Ende, Ekorantt.com – Lembaga Konsultan Politik, Politician Academy menggelar diskusi publik di Hotel Grand Wisata, Ende pada Sabtu (27/11/2021)
Rosario Ndai selaku panitia lokal mengatakan, diskusi publik bertema ‘Trend dan Tantangan Pemilu Serentak 2024’ dilakukan untuk memberi edukasi dan penguatan kapasitas bagi partai politik dan kader-kader pemimpin daerah yang akan berkompetisi pada pemilu dan pilkada 2024.
Diskusi publik ini menampilkan dua pembicara yakni, Direktur Politician Academy, Banggas Adi Chandra dan Rohaniwan Katolik, Pater Aven Saur SVD.
Dalam pemaparan materinya, Direktur Politician Academy, Banggas Adi Chandra mengurai lima hal yang membuat calon petahana atau incumbent kalah dalam pilkada. Pertama, lupa akan janji kampanye. Kedua, tidak menghasilkan kebijakan yang fenomenal, substansial, dan tidak memiliki personal branding.
Ketiga, tidak memiliki platform komunikasi yang baik dengan semua segmen pemilih dan terkenal elitis. Keempat, adanya calon lain yang memiliki karisma dan social invest yang tinggi. Dan kelima, tingkat kecerdasan masyarakat dalam berpolitik yang tinggi.
Kelima hal tersebut, ungkap Adi Chandra, merupakan cambuk bagi para petahana dalam menatap pilkada maupun pileg tahun 2024 mendatang. Para petahana diharapkan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat terutama pemenuhan kebutuhan masyarakat yang substansial.
Selain itu, tantangan pilkada dan pileg, ungkap Adi Chandra, antara lain hoaks, black campaign, praktik money politic, dan pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri.
“Data kita dari 23 penyelenggaraan pilkada di NTT sejak 2018, 2019, dan 2020, hanya lima yang diikuti petahana itu menang. Sisanya kalah. Ini meski menjadi refleksi bersama,” ujar Adi Chandra.
Sementara itu, Pater Aven Saur SVD dalam materinya ‘Prevelensi Gangguan Moral dalam Pemilu’ mengurai moralitas sebagai orientasi para calon pemimpin dalam berpolitik.
Dijelaskannya, pemilu hendaknya menjadi hak konstitusi warga negara sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga merupakan wujud kedaulatan rakyat. Pemilu bukan sekadar momentum yang menyokong legitimasi kekuasaan atau rutinitas prosedural dalam berdemokrasi.
Pada akhir acara, Bupati Ende, Djafar Achmad mengaku bangga dan mengapresiasi penyelenggaraan diskusi publik yang digagas oleh Politician Academy.
“Saya berterima kasih kepada Politician Academy karena mereka memberikan edukasi politik yang baik. Saya senang. Apalagi yang hadir semua pimpinan partai. Tentu ini menjadi masukan yang baik bagi pelaku politik untuk menciptakan pemilu yang bermartabat dan berkualitas. Kita tidak harus membayar untuk ilmu yang bermanfaat seperti ini,” terang Bupati Djafar.
Hadir dalam diskusi publik tersebut para pimpinan partai di kabupaten Ende, anggota Bawaslu Kabupaten Ende, Komisioner KPU Kabupaten Ende, dan pimpinan OKP Cipayung.